Baca Juga: Waduh! Banyak Guru Honorer di Bantul Terancam Tak Jadi PPPK
Solopos.com, KULONPROGO -- Petani cabai di Kulonprogo, DI Yogyakarta, tengah mengalami kondisi tak mengenakkan. Pasalnya, harga cabai merah saat ini tengah terjun bebas. Kondisi itu diperparah dengan serangan hama yang tengah meningkat.
Petani cabai yang dijumpai di sekitar pesisir pantai selatan di Kulonprogo, Rubinem, 60, mengatakan harga cabai merah kini hanya berkisar Rp9.000 per kilogram.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
"Bahkan, dua hari yang lalu harga cabai hanya dibanderol Rp7.500 per kilogramnya. Harganya murah sekali. Kami terpaksa harus merugi kembali. Harga jual dengan harga produksi yang harus kita keluarkan tidak berimbang," kata wanita asal Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo, Kamis (10/6/2021).
Menurut Rubinem, harga cabai merah jenis lolay anjlok sudah sejak satu bulan terakhir. Penyebabnya diduga karena masa panen cabai merah di wilayah pesisir pantai selatan Kulonprogo berbarengan dengan masa panen cabai di wilayah Sumatra.
"Lahan produksi saya sekitar 2.000 meter. Satu kali petik mampu menghasilkan dua kuintal cabai merah. Untuk sekali tanam, biaya produksi yang harus kami keluarkan sekitar lima sampai dengan enam juta rupiah," kata Rubinem.
Tak Balik Modal
Petani lainnya yang harus gigit jari adalah Ganang, 29, warga Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo. Ia mengatakan harga jual cabai merah saat ini di bawah Rp10.000. Dengan harga segitu, ia mengaku merugi.
"Harga cabai merah di bawah Rp10.000 itu sudah berlangsung cukup lama ya. Bahkan, sebelum lebaran. Kalau harga cabai merah di bawah Rp10.000 itu menyulitkan kami untuk balik modal," ujarnya.
"Kalau di atas itu [Rp10.000/kg] ya mending lah. Harga cabai merah itu berkisar Rp8.000 sampai dengan Rp9.000 per kilogramnya. Bahkan, sekarang sudah mencapai Rp7.500/kg. Tentunya, itu memberatkan kami ya," kata Ganang.
Harga murah bukan satu-satunya kendala yang dihadapi Ganang dan petani cabai lainnya. Hama yang menyerang akar tanaman cabai membuat Ganang tak bisa mendapatkan hasil panen optimal. Ganang yang mengaku rugi jutaan rupiah hanya bisa pasrah.
Sebagai informasi, busuk akar pada tanaman cabai biasanya disebabkan oleh patogen yang ditularkan melalui tanah, yakni Phytophthora capsici. Penyakit ini menyebar melalui air dan paling sering terjadi selama periode hujan lebat. Penyakit tersebut juga bisa muncul di awal musim pada tanaman muda yang terlalu banyak disiram
"Lahan saya sekitar 2.000 meter. Lahan cabai yang terkena hama tidak saya cabut ya. Karena kalau dicabut justru akan bisa memperparah keadaan. Virusnya bisa menyebar kemana-mana. Yang terkena hama sekitar 50 persen. Kerugian sekitar jutaan rupiah," kata Ganang.
Rugi Rp2.000/kg
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Bangun Karyo di Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo, Sudiro, membenarkan harga cabai memang sedang buruk. "Harga cabai merah bahkan sempat menyentuh angka Rp6.000/kg sampai dengan Rp7.000/kg. Faktornya, berdasarkan informasi yang saya terima, dari daerah lain juga memang sedang masa panen," kata Sudiro.
Agar petani bisa mencapai break even point (BEP), harga cabai merah harus mencapai di atas Rp10.000. Untuk menyiasati rendahnya harga cabai merah, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo menyarankan petani mengeringkannya.
"Namun, kalau cabai merah itu dikeringkan butuh dana yang tidak berputar. Artinya, harus ada dana tersimpan sebelum cabai merah kering itu laku. Petani belum siap untuk mengeringkan cabai merah," kata Sudiro.
Baca Juga: Tak Betah di Selter Isolasi, Pasien Covid-19 di Bantul Kabur
"Untuk di Kulonprogo, khususnya di pesisir pantai selatan sedang serempak panen cabai merah. Kerugian petani cabai merah di pesisir pantai selatan wilayah Kulonprogo sekitar Rp2.000/kg," sambung Sudiro.
Berdasarkan catatan dari Kelompok Tani Bangun Karyo, lahan pertanian cabai merah di kabupaten Kulonprogo mencapai 750 hektar lahan cabai merah. Mulai dari Trisik sampai dengan Glagah.
"Kalau lahan cabai rawit itu hanya sekitar 10 hektar. Kalau harga cabai rawit sekitar Rp24.000/kg. Dinas perdagangan dan perindustrian Kulonprogo juga tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa mengintervensi pasar ya," kata Sudiro.