SOLOPOS.COM - Bupati Klaten Sri Mulyani panen padi rajalele srinuk, Jumat (30/4/2021). (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN–Petani di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, puas dengan hasil panen padi varietas Rojolele Srinuk di wilayah mereka. Hal itu menyusul hasil jual gabah padi varietas lokal Klaten tersebut lebih tinggi ketimbang varietas lainnya.

Ketua Kelompok Tani Tunas Karya 3 Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Sugiyarta, mengatakan sekitar 40 ha sawah di kelompok tani yang dia pimpin ditanami padi varietas Rojolele Srinuk. Benih yang ditanam petani merupakan benih bantuan dari Pemkab Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk minat petani kebetulan minatnya tinggi untuk tanam lagi. Dalam artian padi ini gampang pemeliharaannya dan tahan terhadap hama dan penyakit,” kata Sugiyarta saat ditemui seusai panen Rojolele Srinuk di Desa Kahuman, Senin (11/10/2021).

Baca Juga: Menelisik Mentho di Dukuh Ngancar Banyudono Boyolali

Sugiyarta mengatakan produksi padi Rojolele Srinuk yang diperoleh sekitar 12 kuintal atau 1,2 ton per patok atau sekitar 2.200 meter persegi hingga 2.300 meter. Sementara, harga jual gabah relatif tinggi.

“Kalau dinominalkan itu 1,2 ton dikalikan Rp5.000 per kg jadi total hasilnya Rp6 juta per patok. Kalau dipotong biaya panen Rp650.000 sehingga yang diterima petani itu sekitar Rp5 juta. Ini bagus dibandingkan harga gabah padi varietas lainnya. Makanya dengan hasil panen ini petani bisa terangkat,” jelas dia.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan luas tanam padi Rojolele Srinuk dan Srinar di Klaten sekitar 150 ha. Luasan lahan itu tersebar di beberapa kecamatan seperti Kalikotes, Polanharjo, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Karanganom, Trucuk, Ceper, Jogonalan, Manisrenggo, serta Klaten Selatan.  “Total ada 150 ha yang pengembangan dan mandiri,” kata Widiyanti.

Baca Juga: Panen Ikan Tandai Pengeringan Saluran Colo Wonogiri

Lahan pengembangan yang dimaksud yakni lahan yang dikembangkan Pemkab Klaten untuk percontohan penanaman varietas Rojolele Srinuk dan Srinar pada musim panen ini. Luas lahan pengembangan ada 100 ha yang tersebar di tiga kecamatan yakni di Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Desa Jogosetran, Kecamatan Kalikotes, serta Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo.

“Dari pengembangan ini hasilnya cukup bagus dengan provitas 7,9 ton per ha gabah kering giling. Kalau potensi sebenarnya bisa sampai 9,75 ton,” kata Widiyanti.

Widiyanti menuturkan tanam Rojolele Srinuk dan Srinar di Klaten saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan seluruh ASN dan pegawai BUMD. Setidaknya, butuh luas lahan sekitar 300 ha hanya untuk memenuhi kebutuhan beras ASN dan pegawai BUMD.

Baca Juga: Penyelidikan Irigasi Memerah di Ngreden Klaten, Polisi: Ada Zat Kimiawi

“Jadi kami secara bertahap gencar menyosilisasikan dengan penyuluhan dan percontohan seperti di Kahuman ini. Ternyata hasilnya tidak kalah dengan varietas lainnya,” tutur dia.

 

Kostraling

Soal harga penjualan padi hasil panen petani, Widiyanti menuturkan relatif bagus jika dibandingkan varietas padi lainnya. Hal itu berdasarkan padi diserap melalui Kostraling yang bekerja sama dengan PT Aneka Usaha Klaten, BUMD yang mendistribusikan beras Rojolele Srinuk dan Srinar ke ASN dan pegawai BUMD.

Kostraling merupakan pioner penggilingan padi padi skala kecil untuk serap gabah petani. “Harganya saya dengar rata-rata cukup bagus sekitar Rp4.800-Rp5.000 per kg [gabah kering giling]. Sementara, varietas padi lainnya sekitar Rp3.600 sampai Rp4.000 per kg,” jelas dia.

Baca Juga: Prediksi Liga 2: HWFC Paham Karakter Permainan PSCS

Widiyanti berharap luas tanam padi Rojolele Srinuk dan Srinar bisa meningkat tahun depan. Ditargetkan, luas tanam bisa mencapai 300 ha pada 2022 untuk menutup kebutuhan beras yang bakal diserap ASN dan pegawai BUMD.

“Kemarin juga sudah ada kerja sama dengan pihak ketiga untuk bisa membeli dari hasil panen. Jadi tidak menutup kemungkinan [hasil produksi] bisa dibeli di luar ASN,” kata Widiyanti.

Soal cara petani Klaten mendapatkan benih padi Rojolele Srinuk dan Srinar, Widiyanti mengatakan petani bisa membeli di Agro Techno Park (ATP) Humo Klaten atau melalui penyuluh pertanian di masing-masing wilayah.

Baca Juga: Gerebeg Jembulan Turi Sragen Wujud Kreativitas Wisata Lokal

“Untuk penangkaran benih kami bekerja sama dengan para penangkar yakni di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Bentangan dan Sekarang di Kecamatan Wonosari, serta Gempol di Kecamatan Karanganom,” kata Widiyanti.

Direktur PT Aneka Usaha Klaten, Sukardi, mengatakan selama dua bulan terakhir PT Aneka Usaha mendistribusikan beras Rojolele Srinuk kepada para ASN di Klaten sebanyak 20 ton per bulan. Sesuai instruksi bupati, masing-masing ASN dan pegawai BUMD di Klaten membeli minimal 10 kg beras dari varietas Rojolele Srinuk atau Srinar. Soal harga, Sukardi mengatakan harga jual beras tersebut kepada ASN Rp13.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya