SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) Search and Rescue (SAR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil mengevakuasi tiga korban meninggal insiden perahu terbalik yang mengangkut 20 penumpang di Waduk Kedung Ombo, Boyolali, Sabtu (15/5/2021). (istimewa)

Solopos.com, SOLO-– Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) Search and Rescue (SAR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil mengevakuasi tiga dari sembilan korban meninggal insiden perahu terbalik yang mengangkut 20 penumpang di Waduk Kedung Ombo, Boyolali, Sabtu (15/5/2021).

Korban meninggal yang dievakuasi Bakorlak SAR UNS terdiri atas dua anak-anak berjenis kelamin perempuan dan seorang perempuan dewasa. Saat dihubungi oleh uns.ac.id, salah satu anggota Bakorlak SAR UNS, Faizal Pramudito Adi Sarno, menceritakan kisah di balik proses pencarian korban hilang insiden perahu terbalik di Waduk Kedungombo.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Keterlibatan Bakorlak SAR UNS bermula ketika mendapat informasi kecelakaan nahas tersebut melalui grup WhatsApp sukarelawan SAR pada Sabtu (15/5/2021) pukul 12.56 WIB.

Baca Juga: Meneropong Geliat Bisnis Properti di Masa Pandemi Lewat Ekspo REI Soloraya

Ekspedisi Mudik 2024

Faizal menuturkan, Bakorlak SAR UNS langsung menyiapkan tim beranggotakan 15 personel dan bergerak dari Mako SAR UNS dengan mengendarai mobil dan membawa sejumlah peralatan selam.

“Mobil Land Rover “Gajah Putih” SAR UNS dan mobil pribadi anggota berangkat dari Mako SAR UNS pukul 14.15 WIB. Disusul selanjutnya personel lain menggunakan mobil pribadi dan Kijang putih SAR UNS. Kami dari SAR UNS sampai sekitar pukul 17.00 WIB,” ungkap Faizal.

Peralatan yang dibawa Bakorlak SAR UNS terdiri dari Mobil Land Rover dan Kijang SAR UNS, tiga set peralatan selam, satu engine LCR perahu karet, perahu karet, tali kernmantel, tali webbing, enam buah life jacket, dan HT.

Alumnus Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS ini mengatakan anggota tim penyelam yang disiapkan Bakorlak SAR UNS mayoritas sudah sering menangani kecelakaan air.

Baca Juga:  Volume Sampah Solo Saat Bulan Puasa Lebih Tinggi Ketimbang Hari Biasa

Keruh dan Berlumpur

Faizal menceritakan selama proses pencarian korban hilang insiden perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, tim penyelam Bakorlak SAR UNS mengalami kendala jarak pandang di dalam air yang sangat terbatas. Hal itu dikarenakan kondisi air yang keruh dan berlumpur.

“Setiap kejadian kecelakaan di air dalam pencarian korban kendala utamanya adalah jarak pandang yang sangat terbatas. Bahkan, sama sekali tidak bisa melihat. Kedalaman waduk di area pencarian korban antara 15 sampai dengan 30 meter,” tutur Faizal.

Selain itu, tim penyelam Bakorlak SAR UNS juga mengalami kendala karena banyaknya tali tambatan dari warung apung dan keramba di dasar Waduk Kedung Ombo.

Sebelum benar-benar melakukan proses pencarian, tim penyelam Bakorlak SAR UNS bersama dua personel Brimob melakukan observasi terlebih dahulu pada datum point/ titik utama dengan menggunakan perahu karet.

Baca Juga: Puluhan Kendaraan Disetop Di Jalan Solo-Semarang Boyolali, Penumpangnya Dites Antigen

Setelah itu, tim penyelam Bakorlak SAR UNS mulai melakukan proses pencarian pertama. Pada kedalaman sekitar 15 meter, korban anak berjenis kelamin perempuan berhasil ditemukan tim penyelam Bakorlak SAR UNS walau dalam kondisi sudah meninggal dunia.

“Dua penyelam dari SAR UNS melakukan pencarian. Kemudian, pada penyelaman kedua, tim berhasil menemukan dan mengangkat dua orang korban sekaligus, yaitu ibu-ibu dan anak perempuan. Penyelaman ketiga dan keempat nihil,” jelas Faizal.

Tiga korban tewas yang berhasil ditemukan tim penyelam Bakorlak SAR UNS dievakuasi dengan cara setiap penyelam yang menyusuri dasar waduk dipasangi tali yang terhubung dengan perahu karet.

Baca Juga: Wisata Rawa Jombor Klaten Ditata Ulang, Warung Apung Pindah ke Daratan

Ketika korban berhasil ditemukan, maka penyelam langsung menarik tali yang terhubung di badannya sebagai kode agar sukarelawan SAR yang berada di perahu karet segera menarik penyelam agar korban tewas juga ikut terangkat.

“Rencana semula jika menemukan korban maka semua korban akan ditali menjadi satu semua. Karena tim mengira semua korban saling berdekatan. Namun, karena menyesuiakan situasi maka setiap penyelam menemukan korban maka penyelam segera menarik tali penghubung untuk memberi kode,” ungkapnya.

Keberhasilan Bakorlak SAR UNS menemukan tiga korban tewas insiden perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, harus dibayar dengan insiden terlukanya salah seorang anggota tim penyelam akibat terkena pisau selam saat hendak melepaskan diri dari jeratan tali tambatan warung apung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya