SOLOPOS.COM - Petani tembakau menata daun tembakau sebelum diasapi setelah di panen di Trucuk, Klaten, Sabtu (28/8/2021). Harga daun basah tanaman tembakau asapan senilai Rp3.000 per kilogram. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Petani tembakau di Trucuk, Klaten, mulai menikmati masa panen perdana tembakau asapan jenis dark fire cured (DFC), Sabtu (28/8/2021) pagi. Tembakau yang dipanen tergolong kualitas ekspor.

Salah seorang petani asal Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Juwandi, 53, mengatakan dirinya mulai menanam tembakau asapan sejak akhir Mei 2021. Luas tanaman tembakau yang ditanam di Klaten mencapai lima hektare. Biaya operasional yang dibutuhkan untuk menanam tanaman tembakau seluas satu hektare senilai Rp50 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Hari ini mulai panen perdana. Tembakau DFC ini kualitas ekspor ke Eropa. Tembakau ini untuk isi cerutu. Harga daun basah per kilogram senilai Rp3.000 [tembakau asapan],” kata Juwandi, saat ditemui wartawan di Trucuk, Klaten, Sabtu (28/8/2021).

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Kurir Tereksploitasi

Juwandi mengatakan tanaman tembakau seluas satu hektare biasanya menghasilkan 20 ton-30 ton tembakau. Artinya mereka bisa mendapatkan hingga Rp90 juta per hektare. Dikurangi biaya produksi, petani bisa dapat keuntungan sekitar Rp40 juta/hekatare per tiga bulan masa panen.

“Di awal masa tanam, saya sempat khawatir karena frekuensi hujan masih tinggi. Hal itu menjadikan daun menjadi layu. Tapi, hari ini masih bisa panen. Ini panen perdana. Nanti setelah dipanen langsung dimasak terlebih dahulu,” katanya.

Kontribusi ke Kas Daerah

Juwandi mengatakan keberadaan petani tembakau di Tanah Air juga memberikan dampak positif ke dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT). Di tahun 2020, penerimaan anggaran ke pemerintah dari DBHCHT senilai Rp200 triliun.

“Hasil dari DBHCHT itu kan kembali ke daerah asal [sebesar 2,5 persen]. Jadi, ini memberikan dampak positif ke daerah juga,” kata Juwandi yang juga selaku Humas Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Klaten tersebut.

Baca Juga: Sejumlah Pejabat yang Juga Pengurus PMI Klaten Terima Vaksin Dosis Ketiga

Hal senada dijelaskan penjelasan Wakil Ketua APTI Jateng, Kadarwati. Sentra tanaman tembakau di Klaten berada di beberapa wilayah. Hal itu seperti di Trucuk, Manisrenggo, Prambanan, dan lainnya.

“Tembakau di Klaten itu jenisnya ada yang asapan dan rajangan. Ini termasuk panen perdana. Nanti, hasil terbaik di panenan ketiga atau keempat. Harga daun basah tembakau asapan saat ini senilai Rp3.000 per kilogram,” katanya.

Kadarwati berharap pemerintah pusat dapat membantu kesejahteraan petani tembakau. Hal itu dapat dilakukan dengan tidak menaikkan cukai rokok di tahun 2022. “Kenaikan cukai rokok itu kenyataannta tak berdampak positif ke petani tembakau,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya