SOLOPOS.COM - Ilham Bintang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Ilham Bintang punya pendapat berbeda soal petisi boikot Saipul Jamil tampil di televisi nasional dan Youtube. Petisi yang ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) itu hingga Selasa (7/9/2021) pukul 12.00 WIB telah mendapatkan 470.850 pendukung.

Publik boikot Saipul Jamil tampil di televisi nasional dan Youtube lantaran pedangdut itu dihukum atas kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur, namun jurnalis senior Ilham Bintang punya pendapat berbeda. Bahkan penulis buku Surat-Surat Wasiat Mendiang Nana itu juga memberikan kritikan terhadap KPI.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagaimana pendapat Ilham Bintang soal aksi boikot Saipul Jamil tampil di televisi?

“Gini mungkin yang pertama perlu saya ingatkan lagi bahwa orang seperti Saipul Jamil itu mungkin ada jutaan seperti itu iya kan. Dia baru soal-menyoal jika dia masuk ke ruang publik. Kalau itu dia di kamarnya di tempat tidurnya silakan aja. Termasuk juga misalnya menghukum dia sama sekali hukuman seumur hidup tidak boleh tampil di televisi itu rasanya berlebihan dan tidak adil,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari channel Youtube TvOneNews berjudul Setuju Jika Saipul Jamil Diboikot, Ilham Bintang: Kita Gak Bisa Nyalahin Dia Kabar Petang Pilihan, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: Terkait Glorifikasi Saipul Jamil, KPI Layangkan Surat ke 18 Stasiun Televisi

Lebih lanjut Ilham Bintang memberikan contoh kasus seorang artis yang adegannya menyebar ke seluruh Indonesia, lembaga penyiaran juga mengundang artis tersebut. “Jadi soalnya bukan di situ,” paparnya.

Ilham Bintang juga menyesalkan mengapa saat Saipul Jamil keluar dari penjara dan ditayangkan di sejumlah stasiun televisi, KPI masih rapat. “Padahal sebetulnya kasus Saipul Jamil ini sudah ada intro sebelumnya bahwa dia [Saipul Jamil] akan keluar. Mestinya sejak itu dia [KPI] sudah antisipatif untuk menyampaikan kepada stasiun televisi agar tidak menayangkan yang sifatnya glorifikasi,” paparnya.

Andaikan Saipul Jamil keluar kemudian ke masjid dan taubatan nasuha, menurutnya, tidak ada persoalan di situ. “Problemnya di situ [glorifikasi]  KPI ini juga keliru tadi [Senin] pagi keluarin surat kepada seluruh stastiun televisi, padahal tidak banyak stasiun televisi tidak menayangkan itu.  Kesannya seolah-olah menggeneralisasi. padahal enggak semua menayangkan itu. Kenapa nggak berani menunjuk langsung?” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, kita tidak bisa menghukum orang. Lebih lanjut dia memberikan contoh seorang napi kasus korupsi yang telah menjalani masa hukuman sekarang terpilih menjadi komisaris BUMN.

Baca Juga: Bukan Hanya Saipul Jamil, 4 Artis Ini Juga Pernah Kena Petisi Online

Apakah Saipul Jamil harus setop tampil?

“Enggak ada setopnya. Anda mengundang dia, lalu dia bercerita problemnya dia dan taubat, nggak ada yang salah. Yang kemarin itu angle-nya yang salah. Anda mengundang dia, saya kira nggak masalah. KPI mau marah-marah gimana. Anda sampaikan komplain Anda kepada publik,” tegasnya.

Sementara Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo yang juga diwawancarai menjelaskan bahwa surat yang dikirimkan kepada 18 stasiun televisi pada Senin (6/9/2021) bukan berisi sanksi.

Baca Juga: Psikolog Sebut Saipul Jamil Idap Efebofilia, Apa Bedanya dengan Pedofilia?

“Sebetulnya surat yang kami kirimkan itu bukan surat keputusan sanksi ya. Kalau surat keputusan sanksi tentu meengarah kepada satu lembaga penyiaran atau beberapa lembaga penyiaran yang yg memang terbukti melakukan pelanggaran.  Saya sampaikan bahwa di P3SPS [Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran]  yang kami jadikan pegangan itu tidak secara ekplisit mengatur persoalan yang menyebutlkan orang yang baru saja menjalani proses hukuman tidak boleh tampil di televisi. Itu tidak ada yang seperti itu,” ujarnya.

Terkait tayangan glorifikasi di hari Saipul Jamil bebas dari penjara, Mulyo Hadi menyebut itu belum ada aturan di P3SPS. “Makanya kami ambil jalur komunikasi dengan direktur lembaga penyiaran. Kami buatkan surat kami sampaikan bahwa ini akan berdampak terhadap luka trauma korban. Ini yang kami jaga,” bebernya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya