SOLOPOS.COM - Erupsi Gunung Semeru terlihat dekat dari Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. (Antara/HO/warga Desa Oro-oro Ombo)

Solopos.com, LUMAJANG – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut curah hujan tinggi diduga menjadi penyebab Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Sabtu (4/12/2021). Curah hujan itu diduga membuat endapan lava menjadi tidak stabil.

“Terkait ketidakstabilan endapan atau lidah lava yang mungkin disebabkan curah hujan tinggi, sehingga memicu lava yang ada di sana erupsi atau terjadi guguran awan panas,” ujarnya dalam konferensi pers daring, seperti dikabarkan Bisnis.com, Minggu (5/12/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dugaan itu diperkuat tidak adanya aktivitas kegempaan pada 1-3 Desember 2021. Biasanya peningkatan aktivitas kegempaan di gunung menandai pernambahan volume lava ke permukaan yang menyebabkan erupsi. Saat ini Badan Geologi terus memantau aktivitas Gunung Semeru dan akan segera melapor ke BNPB jika ada potensi meletus atau erupsi susulan.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Foto-Foto Kondisi Warga Terdampak

Sementara itu menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMGB), sampai Minggu pukul 00.27 WIB telah terjadi 34 kali gempa terkait Gunung Semeru meletus.

Berdasarkan laman Magma Indonesia, telah terjadi 34 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-21 mm, dan lama gempa 50-150 detik. Adapun, status Gunung Semeru adalah Level II Waspada. Lalu, dua kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 21-25 mm dan lama gempa 480-5160 detik dan 13 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-12 mm dan lama gempa 40-180 detik.

Selain itu, terjadi 15 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-8 mm, dan lama gempa 35-70 detik dan satu kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 5 mm, S-P 17 detik dan lama gempa 30 detik.

Baca juga: Semeru Termasuk Gunung Api Strato, Ini Ciri-Cirinya saat Meletus

Pengamatan visual Gunung Semeru tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut dan selatan.

Sementara itu pihak BNPB sempat mengalami dua gangguan saat melakukan evakuasi setelah Gunung Semeru meletus. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menuturkan tebalnya debu serta putusnya jembatan Gladak Perak akibat guguran awan panas Gunung Semeru kian mempersulit proses evakuasi.

“Di lokasi debunya sangat tebal sekali, sehingga mobil 4×4 tidak bisa menembus lokasi,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers daring, Sabtu (4/12/2021).

Selain itu, kata Suharyanto, jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang dengan Malang putus. Kondisi ini pun membuat proses evakuasi semakin sulit, sehingga para warga terpaksa dilarikan ke Kabupaten Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya