SOLOPOS.COM - Ari Winanto, 46, dan istrinya, Sri Hastuti, 41, warga Banjarsari, Solo, menunjukkan tanaman hias Monstera King Varigata miliknya yang dihargai Rp250 juta, Sabtu (11/9/2021) malam.(Kurniawan/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Menggeluti bisnis tanaman hias merupakan pekerjaan utama Paimin, 30, warga Dusun Mogol, Desa Ledoksari, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Berkat kegigihannya, pria tersebut kini menjadi kaya raya dari hasil berjualan tanaman hias.

Dua tanaman hias koleksinya berjenis Monstera King Variegata baru saja diboyong warga Banjarsari, Solo, dengan mahar Rp225 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk dua tanaman seharga Rp225 juta. Umur tanaman itu ya sekitar tiga tahun. Dulu saya beli dua tanaman itu saat masih kecil, saat masih berdaun tiga. Ya Alhamdulillah kemarin laku hingga Rp225 juta,” terang Paiman saat dihubungi Solopos.com, Senin (13/9/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Dijuluki Predator, Benarkah Ikan Toman Seperti di Waduk Mulur Lebih Ganas dari Piranha?

Rupanya menjual tanaman hias dengan harga selangit ini bukan pengalaman pertama bagi Paimin. Dia sebelumnya sudah pernah menjual tanaman hias dengan harga fantastis, yakni jenis Jemani seharga seratusan juta rupiah pada 2010-2012.

“Saya usaha tanaman hias sudah sejak lulus SMP. Dulu pernah menjual Anthurium Jemani seharga Rp185 juta,” katanya.

Saat itu, uang hasil penjualan tanaman digunakan untuk membeli tanah dan bibit tanaman. Tanah yang dia beli cukup luas, sehingga bisa digunakan untuk pengembangan usaha. Sebagian lain uang dia gunakan untuk membeli bibit.

Baca juga: Kronologi 10 Mahasiswa UNS Solo Ditangkap Polisi Saat Presiden Jokowi Datang ke Kampus

Lebih lanjut, Paiman mengatakan tidak ada kata rugi selama dirinya berbisnis tanaman hias. Kini dia mempunyai beberapa toko tanaman hias di Karanganyar dan Blora. Dia optimistis bisnis tanaman hias masih akan terus menjanjikan ke depannya.

Sementara uang hasil penjualan Monstera King Varigata baru dipakainya sebagian untuk membeli tanaman sejenis. Sebagian besar uang masih disimpan di bank sebagai tabungan masa depan dua anaknya yang masih kecil. Saat ini, Paiman tinggal di rumah dua lantai yang megah di kawasan lereng Gunung Lawu.

“Rumah sudah dua lantai, mobil juga sudah dua di rumah enggak ada yang bawa. Uang penjualan tanaman kami tabung untuk masa depan anak-anak. Anak saya dua, yang satu sudah kelas 1 SMP dan satu lagi baru TK kecil,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya