SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, Senin (13/7/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Meski Kabupaten Wonogiri sudah dua pekan masuk daerah yang menyelenggarakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, kebijakan ketat masih diterapkan. Kegiatan hajatan hingga objek wisata belum dibuka di kabupaten itu.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan salah satu fungsi pembatasan yang diterapkan pemerintah yakni mengontrol mobilitas publik. Meski kasus Covid-19 mulai menurun, tidak serta merta semua dibuka secara normal seperti sebelum ada pembatasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada jeda waktu yang dibutuhkan agar kami [pemerintah] bisa merumuskan kebijakan yang tepat dalam melonggarkan kegiatan di berbagai sektor,” kata dia kepada wartawan di Kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, Senin (13/7/2021).

Baca Juga: Sekolah di Wonogiri Boleh Gelar PTM Akhir Bulan ini, Tapi… 

Terkait kebijakan itu, ia menegaskan tidak ingin mematikan pelaku ekonomi apapun dengan masih adanya pembatasan yang berlaku di Wonogiri. Pria yang akrab disapa Jekek itu ingin memunculkan keseimbangan melalui kebijakan yang diambil lewat kajian yang matang.

Ia mencontohkan sekaligus mengingatkan momentum beberapa waktu lalu yang mengakibatkan kasus Covid-19 di Wonogiri naik. Setelah libur Lebaran, tahun baru dan libur panjang lainnya, mobilitas masyarakat naik. Kemudian, kasus Covid-19 naik.

“Hal itu harus menjadi pembelajaran bersama. Kan setelah libur itu ada jeda dulu baru meledak kasusnya. Maka kami tidak tergesa-gesa melonggarkan ruang publik seperti objek wisata dan penyelenggaraan hajatan,” ungkap dia.

Evaluasi

Jekek mengtakan, meski Wonogiri masuk di daerah PPKM level 3, perlu ditunggu perkembangan lebih lanjut. Jika level PPKM di Wonogiri stabil atau bahkan turun ke level 2 dalam beberapa waktu mendatang, pihaknya akan merumuskan kebijakan baru. Pelonggaran dilakukan berdasarkan kondisi Covid-19 di Wonogiri.

“Objek wisata belum kami buka, hajatan juga belum boleh, hanya pernikahan yang masih sangat terbatas. Kami lihat dulu kondisi satu pekan ke depan seperti apa. Kalau stabil akan kami kumpulkan semua pihak untuk melakukan evaluasi,” ujar dia.

Dari evaluasi yang dilakukan itu, lanjut dia, akan muncul kebijakan apa yang tepat dan harus diambil Pemkab. Kebijakan yang diambil berdasarkan analisis kondisi. Ia tidak menampik jika kasus Covid-19 di Wonogiri saat ini mulai melandai.

Baca Juga: Bawaslu Wonogiri Punya 2 Anggota Baru Lho, Ini Sosoknya

Para pelaku seni hingga pengelola objek wisata saat ini sudah mulai divaksin. Ia tidak memungkiri vaksinasi sebagai pertanda menuju pelonggaran. “Setelah masyarakat sudah divaksin, ada modal untuk membuat kebijakan baru. Kami fokus mempercepat vaksinasi,” kata Jekek.

Berdasarkan website resmi Pemkab Wonogiri, pada Minggu (12/9/2021) hingga pukul 21.00 WIB terdapat penambahan 10 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga secara kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 ada 11.722 orang dengan jumlah kasus aktif sebanyak 147 orang. Sementara itu, pasien yang telah sembuh sebanyak 10.218 orang dan pasien yang dinyatakan meninggal sebanyak 1.357 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya