SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video kawanan kera turun dari Gunung Merapi. (Instagram/detik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Akun Instagram @merapi_undecover pada Selasa (24/8/2021) lalu mengunggah video berisi gerombolan kera. Hewan primata itu disebut turun ke desa di lereng Gunung Merapi dan video itu lantas viral.

Dalam video itu, tampak kawanan kera turun di lokasi yang mirip area pertambangan dan disebut di Desa Ngori, Srumbung, Magelang. “Siang ini kera, kethek, munyuk entah apa namanya.. turun di Ngori Srumbung Magelang,” demikian bunyi keterangan postingan itu seperti dilihat pada Rabu (25/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Muncul dugaan turunnya kera-kera itu menjadi tanda alam akan terjadi sesuai dengan Gunung Merapi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejauh ini masih menetapkan status Siaga untuk Gunung Merapi.

Terkait turunnya gerombolan kera tersebut, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memprediksi mereka turun untuk mencari makan. Belum ada kaitannya dengan aktivitas Merapi yang sejauh ini belum ada perubahan signifikan.

“Mereka turun kemungkinan besar untuk mencari makan. Karena kalau terkait kegempaan (Merapi), seharusnya ada satwa yang lebih sensitif lagi yakni lutung dan kijang,” kata Kasubag Tata Usaha Balai TNGM, Akhmadi, saat dihubungi wartawan, Rabu.

Kemarau

Akhmadi menganalisis kemungkinan beberapa sebab yang membuat kawanan kera tersebut turun gunung. Pertama, saat ini masuk musim kemarau mengakibatkan minimnya makanan untuk kera. Kedua, karena aktivitas Merapi yang meningkat membuat aktivitas manusia berkurang.

“Kalau bukan karena aktivitas kegempaan Merapi, bisa jadi mereka turun karena ini kan kemarau, ketersediaan pangan untuk Makaka di puncak berkurang. Kedua, bisa jadi karena aktivitas manusia di puncak berkurang. Jadi kera-kera itu merasa aman-aman saja kalau turun,” urainya.

Ia menjelaskan kondisi vegetasi di kawasan Srumbung lebih sedikit dibandingkan dengan lereng Merapi bagian timur. Menurutnya jenis vegetasi di kawasan Srumbung termasuk ke dalam golongan sekunder, sehingga ketersediaan pangan bagi para satwa lebih sedikit.

“Srumbung itu sekunder. Jadi dimungkinkan ketersediaan pangan di sana lebih sedikit dibanding wilayah timur,” sambungnya.

Analisis yang dikatakan Akhmadi bukan tanpa dasar. Menurutnya, kejadian turunnya kawanan kera juga sempat terjadi di Kaliurang, Sleman.

“Kemarin kan sama juga di Kaliurang. Ojek wisata ditutup, kera-kera itu jadi turun,” tukasnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Merapi Uncover (@merapi_uncover)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya