SOLOPOS.COM - Mahasiswa UNS Solo membawa poster dan spanduk saat mengikuti Aksi Geruduk Rektorat terkait kasus Diklat Menwa di halaman gedung Rektorat UNS, Solo, Senin (1/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kematian Gilang Endi Saputra saat mengikuti diklat Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 905 Jagal Abilawa membuka tabir kekerasan dalam Resimen Mahasiswa atau Menwa UNS Solo tersebut pada tahun-tahun sebelumnya.

Dari sejumlah data dan pengakuan saksi, diklat Menwa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang menelan korban jiwa juga pernah terjadi pada tahun 2013. Hal itu diungkapkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS dalam aksi Geruduk Rektorat yang digelar Aliansi Mahasiswa UNS, Senin (1/11/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam aksi yang diikuti ratusan mahasiswa itu, mahasiswa kembali mendesak pembubaran Menwa serta transparansi kasus kematian Gilang. Selain itu BEM mulai menyoroti kasus kekerasan hingga menyebabkan kematian yang terjadi pada diklat Menwa UNS Solo tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Demo soal Menwa, Mahasiswa UNS Solo Tuntut Rektor Lebih Terbuka 

“Kami mendapatkan laporan dari peserta diklat Menwa tahun 2013 bahwa ada kasus kematian juga saat itu. Yang bersangkutan sudah kami hubungi, dia siap speak up [berbicara],” ujar Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa Zuhad, saat ditemui wartawan seusai aksi.

Zakky mengatakan peserta diklat tersebut sudah membeberkan kronologi berupa thread di akun Twitter-nya. Ia mengonfirmasi apa yang disampaikan mantan peserta diklat itu tidak dibuat-buat dan sesuai fakta lapangan.

Hotline Pengaduan

Menurut Zakky, sosok tersebut sejatinya hendak menyampaikan langsung kasus itu ke petinggi kampus saat aksi di Rektorat, Senin. “Namun waktunya tidak memungkinkan. Setelah ini akan kami agendakan pertemuan dengan [petinggi] kampus. Prinsipnya, kami siap memfasilitasi dan melindungi pihak yang mau menyuarakan kebenaran,” ujar Zakky.

Baca Juga: Barang Bukti Ini Jadi Modal Polisi Ungkap Kasus Diklat Menwa UNS Solo

Selain mendapat laporan kasus tahun 2013, BEM mendapat informasi soal dugaan kekerasan pada diklat Menwa UNS Solo pada tahun lain. Informasi itu dihimpun via hotline pengaduan kekerasan dalam kegiatan mahasiswa yang dibuka BEM UNS sejak akhir pekan lalu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ada seorang peserta diklat yang hampir meninggal karena dehidrasi pada tahun 2019. Pada 2018, ada seorang peserta diklat yang sulit berjalan lebih dari sebulan seusai menjalani kegiatan diklat.

Ada pula peserta diklat tahun 2008 yang harus menderita gangguan fisik permanen setelah diklat. “Banyaknya kasus kekerasan ini menunjukkan kampus melakukan pembiaran. Kami minta Tim Evaluasi Menwa aktif mengusut kasus-kasus masa lalu, tak hanya menunggu laporan,” tegas Zakky.

Baca Juga: Kasus Diklat Menwa UNS Solo, Polda Jateng Beri Catatan Ini ke Polresta

Tim Evaluasi Siap Terima Laporan

Ketua Tim Evaluasi Menwa UNS Solo, Sunny Ummul Firdaus, mengatakan tim terbuka dengan laporan dugaan kekerasan oleh Menwa pada tahun-tahun sebelumnya. Namun ia meminta laporan tersebut dilandasi data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Silakan berikan keterangan apa pun terkait pelanggaran di Menwa. Kami tidak mau bekerja berdasarkan isu, asumsi atau dugaan,” ujar dosen Fakultas Hukum UNS itu.

Tim evaluasi, imbuh Sunny, siap dipertemukan dengan para whistle blower untuk mendukung pengusutan kasus kekerasan di Menwa. “Ada mahasiswa tahun 2013 yang sudah menyampaikan informasi via Twitter, silakan BEM membantu agar bisa bertemu dengan tim evaluasi.”

Baca Juga: Desak Pembubaran Menwa, Mahasiswa UNS Gelar Aksi di Rektorat Siang Ini

Sementara itu, sosok yang memviralkan dugaan kasus kekerasan saat diklat Menwa 2013 via Twitter masih enggan diwawancarai awak media.

Ia masih menunggu waktu yang tepat untuk memberikan keterangan secara komplet soal diklat maut pada delapan tahun lalu. “Saya masih koordinasi dengan pengacara dulu. Mohon maaf, semoga dimengerti,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya