SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Karanganyar, Rober Cristanto, memberikan semangat kepada para petani dan penyuluh dalam kegiatan Training of Trainer di Jumapolo, Rabu (13/10/2021). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR – Kelompok tani dan penyuluh pertanian di empat kecamatan di Karanganyar mengikuti training of trainer (ToT) Sekolah Lapangan Pertanian Modern Sistem Organik. Acara ini digelar oleh Pemkab Karanganyar bekerja sama dengan Bank Indonesia, Komisi XI DPR dan Asosiasi Bank Benin dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).

Pelatihan yang digelar di Desa Karangbangun, Kecamatan Jumapolo, pada Rabu (13/10/2021) diikuti kelompok tani dan penyuluh pertanian dari Jumantono, Jatipuro, Jumapolo, dan Jatiyoso.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sekolah lapang yang berlangsung lima hari ini bertujuan melestarikan lingkungan dan merubah sistem pertanian dari kimia ke organik. Petani diajarkan membudidayakan tanaman sehat dan berkualias tinggi. Yang tak kalah penting lebih sehat dikonsumsi.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Api dari Rumpun Bambu Membesar, Rumah Warga Jumantono Hangus Terbakar

“Dengan sistem organik diharapkan dapat membuat tanaman mempunyai kualitas tinggi. Sehat untuk manusianya dan sehat juga untuk tanamannya,” papar Ketua AB2TI, Suwignyo, dalam rilis yang dibuat Pemkab Karanganyar.

Menurutnya, sekolah lapangan di Jumapolo ini merupakan putaran ketiga atau terakhir. Sebelumnya acara yang sama digelar di Matesih dan Tasikmadu. Salah satu materi yang diajarkan dalam sekolah lapangan itu adalah membuat pupuk yang aman dan tidak merusak lingkungan.

Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, menyambut baik ToT tersebut. Menurutnya, petani harus menambah ilmu pertanian dengan sistem organik. Diharapkan dengan sistem organik, petani lebih sejahtera lagi.

Baca Juga: Digitalisasi Keuangan di Karanganyar Hanya Kalah dari 2 Daerah Ini

Kegiatan ini juga mendorong untuk mencerdaskan para penyuluh pertanian dan kelompok tani, agar pola pikir pembinaan petani lebih luas.

Rober memaparkan kerja penyuluh pertanian saat ini terbilang masih konvensional. Inovasi harus dimiliki petugas lapangan. “Tidak hanya duduk dan bertanya mau tanam benih apa, berapa luasan, pakai pupuk apa. Namun, harus ada analisis untuk Pertanian dan bagaimana hasilnya. Kita juga harus mulai mengurangi pupuk kimia,” tutur Rober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya