SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis

Solopos.com, KARANGANYAR — Sepanjang 2021, sedikitkan tiga warga Karanganyar meninggal akibat penyakit leptospirosis. Kasus kematian terbaru terjadi pada Juli lalu.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, hingga periode tersebut terdapat 9 kasus leptospirosis di Bumi Intanpari ini. kasus ini tersebar di Puskesmas Jaten I (2 kasus). Sedangkan di puskesmas lainnya masing-masing 1 kasus yakni di Puskesmas Colomadu I, Puskesmas Colomadu II, Puskesmas Gondangrejo, Puskesmas Jaten II, Puskesmas Kebakkramat I, Puskesmas Tasikmadu, dan Puskesmas Jatipuro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari 9 kasus tersebut, 3 penderita di antaranya meninggal dunia. Leptospirosis tergolong menyakit berbahaya jika tidak segera ditangani.

Lantas, apa sih sebenarnya leptospirosis itu?

Baca Juga: Waspada, Ada Lagi Pasien Meninggal Akibat Leptospirosis di Karanganyar

Menyadur artikel dari laman kesehatan halodoc.com, leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menyerang manusia dan hewan yang terjadi karena infeksi bakteri jenis Leptospira. Kontaminasinya pada manusia menimbulkan beberapa gejala dan tanda, tetapi diagnosisnya sering disalahartikan penyakit lain.

Namun, pada beberapa orang yang terinfeksi, gejalanya bisa tidak terdeteksi.

Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui lingkungan yang terkontaminasi urine hewan. Bakteri masuk lewat tubuh melalui luka atau lecet pada permukaan kulit atau melalui selaput lendir mulut, hidung, dan mata. Meski begitu, penularan dari orang ke orang jarang terjadi.

Baca Juga: Dua Warga Jaten Karanganyar Meninggal karena Leptospirosis, Ini Gejala yang Kerap Muncul

Pada tahap awal, gejala yang muncul adalah demam tinggi, sakit kepala yang parah, nyeri otot, dan menggigil. Bukan cuma itu, gejala lain adalah mata memerah, sakit perut, sakit kuning, perdarahan pada kulit dan selaput lendir, muntah, diare, dan ruam di permukaan kulit.

Bahaya Leptospirosis

Leptospirosis bisa dibawa oleh jenis hewan tertentu, termasuk tikus, anjing, hingga babi maupun sapi. Setelah masuk ke tubuh hewan, bakteri hidup dan berkembang dalam ginjal. Setelah infeksi terjadi pada tubuh manusia, gejala muncul dalam waktu 2 minggu hingga 1 bulan pada kondisi tertentu.

Setelah gejala muncul, kamu akan sembuh dalam waktu 1 minggu karena kekebalan tubuh mampu melawan infeksi bakteri tersebut.

Baca Juga: 8 Warga Karanganyar Meninggal Akibat Leptospirosis

Namun, jangan merasa senang, karena muncul fase atau tahap kedua dari penyakit leptospirosis, yang dikenal dengan penyakit Weil. Gejala yang paling mudah dikenali adalah nyeri pada dada dan pembengkakan pada kaki maupun tangan.

Ketika fase kedua ini berlangsung dalam tubuh, perkembangan dan pertumbuhan bakteri bisa menginfeksi atau menyerang organ tubuh lainnya. Menjadikan kondisi tubuh menjadi semakin parah. Hal ini ditandai dengan gejala sebagai berikut:

  • Masalah pada bagian paru, gejalanya batuk, napas menjadi lebih pendek, dan batuk berdarah.
  • Masalah pada organ ginjal yang bisa berakhir dengan gagal ginjal.
  • Masalah pada bagian otak yang ditandai dengan gejala meningitis atau peradangan pada selaput otak.
  • Masalah pada jantung yang memicu terjadinya miokarditis atau peradangan ada jantung atau terjadinya gagal jantung.

Baca Juga: Leptospirosis, Penyakit Berbahaya di Musim Hujan

Biasanya, penularan leptospirosis pada manusia terjadi ketika adanya musibah seperti banjir di daerah tersebut, dengan kondisi air yang telah terkontaminasi oleh bakteri dan bercampur dengan urine hewan. Meski tidak terjadi penularan dari manusia ke manusia lainnya, kemungkinan tersebut masih ada, melalui hubungan seksual atau air susu ibu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya