SOLOPOS.COM - Kapolres AKBP Yuswanto Ardi dan Dandim Letkol (Inf) Anggoro Heri Praktikno memberi arahan saat apel di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (3/7/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Apa alasan Kabupaten Sragen di Jawa Tengah dijuluki sebagai Bumi Sukowati?

Perlu diketahui, awal berdirinya kabupaten yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur ini tak bisa lepas dari perjuangan Pangeran Mangkubumi ketika melawan Belanda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Dipelihara Konglomerat Sukoharjo, Berapa Harga Harimau Benggala?

Dikutip dari situs resmi Pemkab Sragen, Pangeran Mangkubumi bersama dengan pasukannya berperang melewati desa-desa, seperti Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang.

Setelah itu,, mereka melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko yang masuk wilayah Sukowati. Di desa ini yang sekarang jadi Kabupaten Sragen, Pangerang Mangkubumi membentuk pusat pemerintahan bernama Projo Sukowati dan nama Pangeran Mangkubumi berubah menjadi Pangeran Sukowati.

Baca Juga: Misteri 3 Makam Kembar di Pertigaan Jalan Solo: Mau Dipindah, Tapi…

Akan tetapi, karena tanah Sukowati berada di jalan lintas kompeni Solo-Madiun, maka Pangeran Sukowati pada 1746 memindahkan pusat pemerintahan ke tenggara Desa Pandak, Karangnongko.

Sejak saat itu, Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasannya hingga Desa Krikilan, Pakis Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa lainnya. Bersama dengan saudaranya RM Said, Pangeran Sukowti terus menerus melawan Belanda dan diakhiri dengan perjanjian Giyanti 1755.  Di mana dalam perjanjian, Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengkubuwono I dan RM Said ditetapkan sebagai Adipati Mangunegara I.

Baca Juga:  Ini Jenis Harimau yang Dipelihara Konglomerat Sukoharjo

Kemudian, nama Sragen baru muncul setelah Tumenggung Alap-alap menyerahkan hidangan makanan dan legen dalam teebok (tempat makanan) dan bumbung (tempat minuman dari bambu) yang dibawa menggunakan teken atau tongkat.

“Nama Sragen itu diambil dari kata pasrah dan legen [fermentasi dari sari gula kelapa]. Dalam sejarah Hari Jadi Sragen, nama Sragen juga dari dua kata pasrah dan legen dari Ki Ageng Srenggi. Nama Sragen tidak ditemukan dalam kamus Jawa dan Bausastra Jawi,” ujar pegiat sejarah Sukowati, Jarwanto, sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Baca Juga: Ada Desakan Bubar, Begini Sejarah dan Awal Mula MUI Berdiri

Sebetulnya wilayah Sukowati kala itu luas hingga Madiun. Akan tetapi, hingga sekarang yang tetap menggunakan nama Sukowati hanya Sragen.

Itulah cerita sejarah kenapa Sragen dijuluki sebagai Bumi Sukowati.

Baca Juga: Hanya Butuh Waktu 5 Jam Nyebrang, Ini Wisata Hit Karimunjawa Jepara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya