SOLOPOS.COM - Penari dalam Kesenian Jathilan (Instagram/@jathilan.cantik)

Solopos.com, JOGJA — Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang dikenal dengan kesenian tradisinya dan salah satu kesenian itu adalah Jathilan. Kesenian Jathilan sudah dikenal lama oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya dan bahkan hingga Jawa Tengah.

Kesenian Jathilan juga mirip dengan seni kuda lumping dan kuda kepang pada umumnya dan nama Jathilan adalah akronim dari kalimat Bahasa Jawa, Jarane jan thil-thilan, jika diterjembahkan dalam Bahasa Indonesia berbunyi kudanya bergerak tak beraturan”

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengutip situs Kulonprogokab.go.id, Selasa (17/8/2021), gerakan thil-thilan atau tidak beraturan ini memang biasa dilihat di kesenian Jathilan, terutama saat para penari mengalami kerasukan. Meskipun belum ada bukti konkret terkait asal usul Kesenian Jathilan, namun dari kisah urban legend yang telah diceritakan turun-temurun, disimpulkan bahwa Kesenian Jathilan merupakan penggambaran dari kisah perjuangan Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga dalam melawan tentara kolonial Belanda.

Baca Juga : Asyiknya, Puskesmas Pleret Bantul Gelar Vaksinasi di Objek Wisata Puncak

Sebagaimana yang sudah diketahui, Sunan Kalijaga adalah sosok yang acap menggunakan budaya, tradisi dan kesenian sebagai sarana pendeketan kepada rakyat, maka cerita perjuangan dari Raden Patah digambarkan dalam bentuk seni tari Jathilan.

Versi lain mengatakan bahwa Kesenian Jathilan menggambarkan kisah prajurit Kerajaan Mataram yang sedang mengadakan latihan perang dibawah pimpinan Sultan Hemengku Buwono I, demi menghadapi Belanda.

Selain itu, masih di bumi Mataram, Kesenian Jathilan juga dikenal sebagai gambaran zaman peperangan di Jawa di mana  saat itu, rakyat pendukung perjuangan menggunakan properti kuda tiruan yang terbuat dari bambu sebagai bentuk apresiasi sekaligus dukungan terhadap prajurit berkudanya, Pangeran Diponegoro yang gagah berani melawan penjajah Belanda.

Baca Juga : Dari Australia, AS Hingga Inggris, Ini Latar Belakang Pendidikan GKR Hayu yang Dibilang Kampungan

Diceritakan pula bahwa Kesenian Jathilan pada masa itu sering ditampilkan di dusun-dusun sebagai sarana hiburan dan juga penyemangat dan pemersatu rakyat dalam melawan penindasan kolonial. Pada awal tari, para penari akan menunjukkan gerakan gemulai, namun lama kelamaan, saat roh halus mulai merasuki, gerakan tari akan menjadi tak beraturan yang dalam istilah Bahasa Jawa disebut ndadi atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah trance.

Karena mengalami kerasukan itu, para penari hampir tidak sadar diri dengan apa yang dilakukan. Pada kondisi inilah, kata Jathilan tergambar. Kesenian Jathilan ini bisanya diiringi dengan instrumen, seperti penabuh gamelan.

Selain itu perias untuk merias para penari dan yang tidak boleh ketinggalan adalah pawang, yaitu sosok yang memiliki peran serta tanggung jawab yang mengendalikan jalannya pertunjukan dan menyembuhkan para penari yang kerasukan.

Baca Juga : Pemkab Minta Penjualan Hewan Kurban Sesuai Ketentuan Prokes

Saat kerasukan, para penari Jathilan mampu melakukan gerakan -gerakan yang ekstrem yang tidak bisa dicerna oleh akal pikiran manusia, seperti memakan dedaunan, kembang, pecahan kaca hingga menyiksa diri, seperti menyayat lengan .

Seiring berkembangnya zaman, Kesenian Jathilan ini telah dikemas lebih modern untuk tujuan supaya kesenian ini bisa lestari dari generasi ke generasi. Salah satu kreasi Jathilan modern adalah pertunjukan yang dipentaskan oleh Paguyuban Seni Jathilan Kreasi Baru Turonggo Suryo Manunggal di Dusun Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.

Dalam versi kreasi Jathilan modern ini menampilkan 5 ronde tarian dan dalam 1 ronde dimainkan oleh perempuan semua. Menurut keterangan salah satu anggota paguyuban, pementasan Kesenian Jathilan ini sebagai wujud pelestarian budaya dan sebagai generasi muda harus ikut mendukung supaya kesenian ini tidak punah ditelan  peradaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya