SOLOPOS.COM - Ilustrasi usaha kuliner (Suara.com).

Solopos.com, JAKARTA – Pembatasan sosial selama pandemi membawa dampak yang cukup besar industri kuliner. Namun, beberapa perusahaan rintisan kuliner justru menemukan peluang dalam menjual makanan secara online.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan jika ada beberapa strategi yang harus dilakukan startup kuliner untuk terus tumbuh dan bertanding dengan perusahaan lain.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Prospek kuliner di Indonesia cukup cerah cukup menarik, terutama fenomena cloud kitchen, dimana beberapa startup kuliner bisa menyewa ruang kerja bersama atau dapur bersama. Itu bisa menurunkan biaya operasional,” ujarnya pada Bisnis, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Kabar Baik bagi Driver Gojek, Ada Voucer Sembako Murah dari GoPay dan Alfamart Hlo

Dia menjelaskan jika banyak wirausaha yang muncul di sektor makanan minuman karena masyarakat cendrung mengurangi belanja baju dan jalan-jalan. Kemudian, kebutuhan belanja dilalokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makanan atau minuman. Oleh karena itu, tren startup kuliner diprediksi cukup bertahan lama dan terus menarik selama pandemi.

Menurut laporan dari Hootsuite danWe Are Social, pada 2020 ada 37,34 juta warga Indonesia yang memesan makanan melalui makanan online. Bahkan, beberapa starup kuliner juga kerap tersorot oleh media mendapatkan sejumlah pendanaan.

Namun untuk mendapatkan dana segar juga tidaklah mudah. Sebelum investor atau modal ventura melakukan suntikan dana kepada starup kuliner, mereka akan melihat dulu bagaimana prospek usaha dari startup tersebut. Oleh karena itu, untuk bertahan dan tetap bersinar di era pandemi Bhima menyarakan agar startup kuliner harus punya strategi yang kuat.

Baca Juga: Penumpang KA Wajib Vaksin, Belum Boleh Mengajak Anak-Anak

Mulai dari harus memperhatikan tren, inovasi, pemasaran secara masif seperti menggunakan media sosial atau bergabung dengan acara dan pameran. Lalu starup kuliner juga perlu tebar promo atau diskon. Misalnya kerjasama dengan dompet digital, perbankan atau dengan perusahaan platform digital lainnya.

“Startup kuliner harus menunjukkan mampu bersaing di pasar, misalnya menunjukkan apakah akan terjadi kenaikan market share yang cukup signifikan. Atau ada perbedaan yang bisa menjadi kunci utama saat bersaing kompetitor yang sudah eksis sebelumnya,” jelas Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya