SOLOPOS.COM - Helikopter Basarnas (Istimewa/Facebook Ahmad Antoni)

Dua jurnalis menuturkan kisah mereka saat sempat ikut naik heli Basarnas sebelum heli itu jatuh di Dieng.

Solopos.com, SOLO — Insiden jatuhnya helikopter Basarnas setelah menabrak Gunung Butak di Desa Canggal Bulu, Candiroto, Temanggung, Minggu (2/7/2017), membuat para jurnalis yang sempat menaiki heli itu terkejut. Beberapa saat sebelumnya, mereka sempat bersama para kru naik heli tersebut dan mendarat dengan mulus di Tol Gringsing, Batang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu dari jurnalis yang sempat menaiki heli tersebut adalah Ahmad Antoni, jurnalis Seputar Indonesia. Melalui akun Facebooknya, dia menuliskan perjumpaan terakhirnya bersama pilot helikopter dan Humas SAR Semarang hingga kembali mendarat di Lanud Ahmad Yani Semarang.

“Perasaan pun bercampur aduk. Apalagi mendengar kabar dalam kejadian tragis itu diinformasikan ada korban jiwa, salah satunya menimpa Humas SAR Semarang M Affandi. Nama satu ini saya kenal dengan baik sekali. Sosoknya yang ramah, supel dan humanis sangat mempresentasikan dia sebagai seorang humas. Dialah penghubung teman-teman jurnalis dalam setiap kegiatan Basarnas,” tulis Antoni dalam status Facebooknya, Senin (3/7/2017).

Antoni menuturnya, pada Sabtu (1/7/2017) siang atau sehari sebelum kejadian, dia sempat berkomunikasi via BBM dengan Humas SAR Semarang, Affandi. Berawal dari pertanyaan soal kapan Antoni diajak naik helikopter Basarnas, Affandi mengundangnya untuk mengikuti pantauan udara melalui helikopter pada Minggu pagi. Antoni pun mengiyakan ajakan itu.

Bersama beberapa jurnalis lain, helikopter bersiap berangkat untuk memantau jalur tol fungsional Gringsing (Batang) – Brebes. “Saya bersama Yusuf [jurnalis Net TV] bergegas menghampiri mereka. Satu persatu kami salami. Termasuk berkenalan dengan Captain Pilot Heli SAR Dauphin AS365N3+ Reg. HR-3602 Kapten Laut (P) Haryanto, Co Pilot Kapten Laut (P) Ii Solihin dari Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal.”

Sebelum terbang, Kapten Haryanto sempat meminta foto bersama dan tos di samping heli seusai memimpin doa. Dua jam terbang, tulis Antoni, heli terasa bergetar saat hendak mendarat di lapangan tol Gringsing. Seorang jurnalis sempat bertanya tentang kondisi itu. Menurut Kapten Haryanto, hal itu disebabkan heli terbang di atas perbukitan dengan kondisi angin yang kencang karena dekat dengan laut.

Pendaratan berlangsung mulus. Setelah istirahat 15 menit, muncul kabar letusan Kawah Sileri di dataran tinggi Dieng. Saat itu, belum ada pembicaraan untuk berangkat menuju Dieng. Seusai makan siang dan salat, dia dan seorang jurnalis Suara Merdeka meminta izin untuk kembali ke Semarang dan mereka diantar dengan mobil Ford milik Basarnas ke Lanud Ahmad Yani.

“Sampai setibanya di Lanumad A Yani, kami pun belum dapat kabar kalau heli diterbangkan ke Dieng untuk melakukan observasi dan penanganan insiden kawah sileri,” tulis Antoni.

“Setibanya di rumah sekitar jam 15.30 saya sempat membaca status BBM Affandi ‘Otw dieng pantauan udara*Flex* ‘tulisnya. Dalam hati saya sempat kaget dan bertanya-tanya sendiri “lho berangkat to” padahal sebelumnya Affandi sempat mengatakan seakan sebuah doa. Begini ucapannya “mugo-mugo ga ke Dieng”. Apakah ucapan itu sebagai firasat apa tidak, wallahualam.”

Antoni baru sadar ada kecelakaan tersebut pada pukul 18.15 WIB. Saat itu seorang rekannya menanyakan tentang kabar ada heli Basarnas jatuh. Karena sempat naik heli itu, dia ditanya banyak orang melalui pesan singkat dan telepon tentang kondisinya. Dia pun bertanya kepada Yusuf dan memastikan tidak ada jurnalis yang ikut heli ke Seleri.

Sementara itu, dalam wawancara yang ditayangkan oleh Net TV, Senin siang, jurnalis Net TV Yusuf Isyrin Hanggara yang ikut dalam perjalanan helikopter dari Gringsing kembali ke Lanud Ahmad Yani, mengungkapkan hal serupa. Dia menuturkan saat itu Kapten Haryanto selaku pilot sangat bersahabat dengan rombongan. “Enggak tahu kenapa, beliau supel banget, enak banget, klop aja. Selama 1 jam itu perjalanan dari Brebes-Gringsing,” kata dia.

Yusuf sebenarnya sempat hendak ikut misi helikopter menuju kawah Seleri, Dieng. “[saya tanya] Mas kira-kira boleh ikut enggak, saya sendiri pengin dokumentasi,” kata Yusuf.

Saat itu firasatnya menyatakan ada masalah terutama setelah mendengar cuaca di Dieng sedang hujan. Namun, dia tidak tahu jika helikopter harus kembali dulu ke Lanud Ahmad Yani Semarang untuk mengisi bahan bakar sebelum berangkat ke Dieng. “Kayaknya ada yang salah. Wah cuacanya di sana hujan gitu. Saya kaget, kan saya dulu pernah dengar naik heli kayak gitu kan susah. Saya lillahi taala,” kata dia.

Namun, begitu sampai Semarang, Yusuf tak jadi ikut rombongan helikopter ke Dieng. Beberapa saat kemudian dirinya terpukul mendengar kabar buruk tentang jatuhnya helikopter itu. “Saya terpukul. Mas Affandi juga saya deket, beliau yang support, humas paling terbaik lah,” kata Yusuf mengenang Affandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya