SOLOPOS.COM - Sosialisasi pembuatan pestisida organik oleh KKN UNS Tim 313 di Balai Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemberantasan hama yang dilakukan petani selama ini menggunakan pestisisa sintetis karena dinilai lebih praktis. Namun, tidak semua petani memahami dampak berkepanjangan akibat penggunaan pestisida tersebut. Ini yang menjadi perhatian KKN UNS Tim 313.

Seperti yang selama ini dilakukan petani di Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri. Untuk diketahui pestisida sintetis biasanya terdiri dari garam-garam beracun. Seperti fluorida, arsenat, garam merkuri, dan tembaga sulfat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Padahal residu yang ditinggalkan dari pestisida sintetik dapat meracuni manusia atau hewan. Penularan melalui mulut, kulit, dan pernafasan serta dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tanah bahkan air. Sehingga KKN UNS Tim 313 mencarikan solusinya.

Baca juga: TNI-Warga Bangun Jembatan 18 Meter Penghubung Desa di Kismantoro Wonogiri

KKN UNS Tim 313 memiliki pandangan pertanian masa depan seharusnya memadukan teknologi tradisional dan modern. Sehingga menjadi pertanian yang berwawasan lingkungan. Yakni dengan pengembangan pestisida nabati yang berasal dari jenis tumbuh-tumbuhan yang lebih ramah lingkungan.

KKN UNS pada Sabtu, 28 Agustus 2021 mensosialisasikan pembuatan pestisida ekonomis dan ramah lingkungan. Kemudian praktik menyemprotkan pestisida dan pembagian pestisida organic kepada petani Desa Setren yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan sosialisasi dilakukan di Balai Desa oleh mahasiswa KKN UNS Tim 313 dari Program Studi Kimia, Zulfa Laila. Mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19, acara hanya dihadiri enam orang perwakilan petani Desa Setren.

Baca juga: Joss! UNS Solo Masuk Rangking Universitas Terbaik Dunia

Cara Pembuatan Pestisida Organik

Zulfa menjelaskan jenis-jenis pestisida dan cara pembuatan pestisida organic dengan bahan utamja daun papaya. Selain daun papaya, peserta KKN UNS tim 313 omo mengatakan, ada campuran air dan deterjen.

Adapun proses pembuatannya diawali dengan menimbang daun papaya seberat 1 kg. Kemudian daun papaya dicacah, dihaluskan dengan blender bersama air bersih 400 ml. Selanjutnya disaring dan diambil sarinya.

Air sari dari perasan daun papaya tersebut selanjutnya dicampurkan dengan 1 gram deterjen yang berfungsi sebagai emulsifier. Selanjutnya dilakukan perendaman selama kurang lebih semalam untuk lebih mengaktifkan bahan-bahan yang telah dicampurkan. Setelah itu pestisida organik dapat digunakan.

Baca juga: Evaluasi PPKM, Wali Kota Gibran Prediksi Solo Masih Level 3

Pengaplikasian pestisida ini, menurut anggota tim 313 KKN UNS, dapat dilakukan dengan melarutkan air sari tersebut. Perbandingannya 1:1, misal, 250 mL air sari daun papaya dilarutkan dalam 250 mL air bersih. Kemudian langsung diaplikasikan dengan cara menyemprotkan pada tanaman dengan frekuensi penyemprotan 2-3 kali sehari.

Daun papaya diyakini mempunyai efektivitas yang tinggi dan dampak spesifik terhadap organisme pengganggu. Bahan aktif daun papaya juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Kandungan daun papaya berupa enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo karpaina, glikosid, karposid, dan saponin. Semua itu dapat mengganggu aktivitas makan dan metabolisme hama sehingga kekurangan nutrisi dan mati.

Zulfa juga menjelaskan tentang bagaimana cara mengelola ampas daun papaya yang tidak terpakai menjadi pupuk organic dengan cara mengeringkan ampasnya dan selanjutnya dicampurkan dengan kotoranhewan, larutan EM4, dan air secukupnya. Kemudian, campuran tersebut dapat ditunggu untuk fermentasi sekitar 3-4 minggu untuk selanjutnya diperoleh pupuk.

Baca juga: Aplikasi PeduliLindungi Mulai Diterapkan di Terminal Bus Wonogiri

KKN UNS Tim 313

Setelah itu KKN UNS Tim 313 mengajak perwakilan petani untuk praktik menyemprotkan pestisida organik. Sasarannya tanaman di belakang Balai Desa Setren sesuai arahan dari Zulfa.

“Kami berharap kegiatan ini bisa membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan hama yang mengganggu. Sekaligus menekan biaya untuk pestisida,” kata coordinator KKN UNS Tim 313, Deny Prakoso.

Sosialisasi tentang pembuatan pestisida organik mendapat respons positif perwakilan petani. Karena dengan kehadiran KKN UNS Tim 313 di Desa Setren, mereka memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk pertanian.

“Kegiatan ini memberikan pengetahuan baru tentang pestisida, nantinya kami jadi bisa membuat sendiri pestisida sehingga bisa lebih menghemat pengeluaran” ucap salah satu perwakilan petani, Saino

Video tutorial pembuatan pestisida organik juga diunggah di akun Youtune KKN 313 UNS. Sehingga petani bisa mengaksesnya kapanpun dan dimanapun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya