SOLOPOS.COM - Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DIY, Rabu (27/1/2021). (Antara-Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, KLATEN – Sebelas tahun lalu, tepatnya pada 26 Oktober 2010, awan panas atau biasa disebut wedus gembel mulai meluncur ke arah selatan dari Gunung Merapi, pada sore hari.

Solopos.com edisi Selasa (26/10/2010) mengabarkan turunnya wedus gembel terjadi sekitar pukul 17.00 WIB usai gerimis. Relawan Paguyuban Siaga (Pasag) Merapi, Ny Sukiman menjelaskan, awan panas menyerupai wedus gembel tampak kasat mata dilihat dari Dukuh Deles Desa Sidorejo Kemalang yang berjarak hanya empat kilometer dari puncak Merapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Begini Dahsyatnya Erupsi Gunung Merapi 2010

Awan tersebut, katanya, meluncur ke arah selatan yang diprediksi menuju Kali Woro.

“Semua warga menyaksikannya. Namun warga tak panik, sebab sudah diimbau jauh hari sebelumnya dalam latihan kewaspadaan Merapi,” imbuhnya.

Saat ini, lanjutnya, sejumlah warga yang rentan bencana, seperti anak-anak, balita, ibu hamil, Lansia, dan orang cacat telah diungsikan ke pos pengungsian di Balaidesa Sidorejo. Mereka diangkut oleh sedikitnya 20 transportasi swadaya masyarakat.

“Evakuasi ini murni atas swadaya masyarakat dan atas inisiatif warga,” tambahnya.

Baca Juga: Setelah Erupsi 2010, Ini Kata Pakar soal Potensi Letusan Gunung Merapi

Lantaran overload, tempat pengungsian di wilayah Keputran, Kemalang, di depan Balaidesa Keputran akhirnya dialihkan ke SD Keputran 1, SD Keputran 2 dan SMPN 1 Keputran.

Pengalihan tempat pengungsian itu lantaran tempat pengungsian becek akibat kondisi yang sering hujan dan dikhawatirkan mempengaruhi kesehatan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa (26/10/2010) pukul 20.20 WIB, ribuan warga di Keputran berjubel di tempat pengungsian tersebut. Rata-rata, pengungsi itu didominasi anak-anak, ibu-ibu dan orang Lansia.

Baca Juga: ERUPSI MERAPI 2010 : Pameran Foto Mengenang Lima Tahun Erupsi Merapi

Kendaraan pengangkut pun terlihat masih lalu lalang mengangkut para pengungsi. Warga do tiga desa yaitu dari Tegalmulyo, Sidorejo dan Kendalsari mengungsi di Keputran dan Dompol. Sedangkan warga Desa Balerante mengungsi di Lapangan Bawukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya