SOLOPOS.COM - Koin Kepeng asal Tiongkok (Instagram/@bintan.treasure)

Solopos.com, PEKALONGAN — Pulau Jawa merupakan saksi bisu banyaknya peristiwa sejarah dari waktu ke waktu dan tidak heran banyak ditemukan peninggalan-peninggalan masa lampau, berupa bangunan hingga harta karun. Seperti uang koin yang ditemukan di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang beratnya mencapai 6 kg.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Selasa (2/11/2021), seorang petani bernama Dahri Rahmanto, asal Dusun Leles, Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, menemukan harta karun berupa koin dengan berat 6 kg yang diduga merupakan alat pembayaran zaman kuno oleh para pedagang asal Tiongkok di masa lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dahri yang saat itu sedang mencangkul sawah menemukan sebanyak 1.997 keping koin kuno yang ditemukan di area persawahan. Koin kuno itu bertuliskan huruf-huruf Tiongkok sehingga diyakini bahwa koin tersebut adalah peninggalan para pedagang asal Tiongkok yang saat itu datang ke daerah pesisir untuk berdagang, salah satunya di Kabupaten Pekalongan. Selain koin kuno, ditemukan juga rantai berwarna hijau dan bokor.

Baca Juga: Sate Martawi, Lebih Gede dari Sate Lainnya

Temuan ini langsung dilaporkan ke perangkat  desa dan lalu disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Jawa Tengah, Muhammad Junawan, mengatakan saat mendata temuan tersebut, disinyalir bahwa sebagian besar temuan berbahan perunggu. Dan untuk jenisnya, Junawan mengkonfirmasi temuan itu adalah mata uang kepeng Tiongkok.

Terkait temuan rantai, Junawan memberi dua dugaan bahwa rantai itu digunakan untuk lampu minyak dan dugaan kedua, rantai tersebut semacam bandul genta. Dia juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada dugaan lain. Berdasarkan  penelitian dari prasasti dari abad kedelapan hingga kesembilan, temuan itu termasuk dalam mata uang klasik.

Penemuan benda-benda peninggalan Tiongkok ini tentunya tidak lepas dari sejarah kedatangan para pedagang Tionghoa ke Jawa. Kedatangan mereka tercatat jauh sebelum orang-orang Eropa datang. Belum diketahui kapan tepatnya kedatangan mereka ke Jawa. Namun berdasarkan naskah kuno Tiongkok yang dibuat pada masa Dinasti Ming bernama “Yitoung Tech,” diperkirakan orang-orang Tiongkok datang ke Jawa sekitar abad ke-17 Masehi.

Baca Juga: Waduh! Capaian Vaksinasi di Grobogan Terkendala Alat Suntik

Dalam naskah tersebut menyebutkan lokasi “Pou-Kia-Lung” yang merupakan pelafalan “Pekalongan” dalam bahasa Tiongkok. Sedangkan menurut M. Huan, sekretaris Laksamana Cheng He, pada abad ke-19 saat ia singgah di Pekalongan, orang-orang Tionghoa sudah tinggal di kampung Sampangan yang letaknya dekat dengan Sungai Kupang yang sekarang dikenal dengan Sungai Loji.

Dari zaman perdagangan, Pekalongan sudah dihuni oleh tiga etnis besar, yaitu etnis Jawa atau pribumi, etnis Tionghoa, dan etnis Arab. Hingga saat ini, suasana budaya tiga etnis di Pekalongan masih terasa hingga sekarang, bahkan ada makanan yang menjadi kombinasi tiga budaya dari tiga etnis tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya