SOLOPOS.COM - Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jateng, Ony Suharsono (kanan), menggelar jumpa pers di kantornya, Jumat (2/10/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG — Kredit bermasalah di Bank Jateng pada tahun 2020 ini mencapai Rp1,809 triliun. Kredit macet Bank Jateng itu mayoritas berasal dari debitur yang bergerak di sektor produksi dan perdagangan.

Kendati secara nominal cukup besar, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jateng, Ony Suharsono, menilai secara rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) Bank Jateng masih terbilang aman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia menyebutkan NPL atau kredit macet Bank Jateng hingga September 2020 mencapai 3,78% atau setara Rp1,809 triliun. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama tahun 2019 lalu, yakni 2,98% atau Rp1,448 triliun.

 

Meski demikian, rasio kredit macet atau NPL Bank Jateng itu masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai bank yang kondisi keuangan bermasalah.

Berdasar Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum maupun Peraturan OJK No.15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum, ambang batas kredit bermasalah atau NPL suatu bank adalah 5%.

“Jadi NPL kita masih ada di bawah 5%. Masih masuk dalam kategori bank sehat secara keuangan,” ujar Ony saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jumat (2/10/2020).

 

Selain kredit macet, pada tahun ini Bank Jateng juga telah melakukan restrukturisasi kredit terhadap 16.191 debitur. Total restrukturisasi kredit itu mencapai Rp4 triliun, di mana Rp2 triliun berasal dari pemerintah melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kepada Himpunan Bank Negara (Himbara).

Mayoritas debitur yang mendapat restrukturisasi kredit itu merupakan pelaku industri kecil atau UMKM. Mereka mengalami kesulitan keuangan karena dampak pandemi Covid-19.

“Total anggaran restrukturisasi kredit kita mencapai Rp4 triliun. Tapi, hingga kini baru tersalurkan Rp2,84 triliun. Semoga hingga akhir tahun nanti bisa tersalurkan semua,” imbuh Ony.

 

Sementara itu, hingga September 2020, Bank Jateng telah menyalurkan kredit mencapai Rp50,482 triliun, atau 98,70% dari plafon yang ditetapkan pada tahun ini mencapai Rp51,146 triliun.

“Dalam kondisi pandemi, kredit Bank Jateng sampai September masih tumbuh 3,89% secara year on year [yoy]. Itu menunjukkan sistem dan mesin produksi sudah mapan,” imbuh Direkur Utama Bank Jateng, Supriyatno.

Selain pertumbuhan kredit, sepanjang 2020 ini Bank Jateng juga memperoleh laba mencapai Rp1,4 triliun. Sementara aset mencapai Rp86,297 triliun, dan dana pihak ketiga mencapai Rp70,148 triliun, atau naik 12,3% dibandingkan tahun lalu, yakni Rp62,445 triliun.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya