Polres Bantul melaporkan pencurian sepeda motor (curanmor) mengalami kenaikan laporan dibanding tahun lalu yaitu sebanyak 11 kasus.
Harianjogja.com, BANTUL – Menjelang pergantian tahun, Polres Bantul mengalami penurunan aduan kasus sebesar 7% dibanding tahun lalu atau setara dengan 56 kasus.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dalam seluruh laporan kasus yang diterima Polres Bantul pada tahun 2017, pencurian sepeda motor (curanmor) mengalami kenaikan laporan tertinggi dibanding tahun lalu yaitu sebanyak 11 kasus.
“Di dalam kasus curanmor, motor yang paling banyak dicuri adalah skutermatik, sebanyak 70 laporan,” ujar Kapolres Bantul AKBP Imam Kabut Sariadi kepada wartawan, Kamis (28/12/2017).
Peringkat tersebut disusul oleh sepeda motor bebek sebanyak 26 laporan dan sepeda motor sport sebanyak 19 laporan. Jumlah laporan kasus curanmor yang tinggi sepanjang 2017 mayoritas disebabkan oleh kelalaian pemilik kendaraan. Seperti pintu garasi yang lupa dikunci atau kendaraan yang tidak dikunci.
Namun Imam mengatakan modus pelaku saat ini semakin canggih, mayoritas pelaku melancarkan aksinya menggunakan kunci palsu yaitu sebanyak 154 kasus.
Pelaku curanmor paling banyak beraksi pada pukul 04.00 WIB sampai 06.00 WIB ketika masyarakat mulai bekerja. Saat-saat seperti itu, kata dia, adalah saat masyarakat paling sering lalai.
“Terutama di daerah pertokoan yang terletak di kampung [paling rawan]. Kami imbau masyarakat agar lebih berhati-hati,” ujar Imam. Sementara untuk kecamatan yang paling rawan oleh tindak kejahatan adalah Banguntapan.
Pada tahun 2017, Polres Bantul mendapat 108 laporan dari Polsek Banguntapan. Sementara kecamatan yang dinilai paling aman sepanjang 2017 adalah Dlingo sebanyak 5 laporan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
