SOLOPOS.COM - Perangkat Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo menunjukkan patok batas lahan yang bakal terdampak proyek tol Solo-Jogja, Senin (11/10/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) memastikan produksi beras di Klaten tak bakal berkurang meski ada ratusan hektare lahan pertanian yang bakal terdampak proyek tol Solo-Jogja. Untuk menyiasati pengurangan lahan itu, peningkatan produksi pangan bakal terus digenjot.

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan luas lahan pertanian yang terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten sekitar 375 hektare (ha). Sementara, lahan existing atau lahan yang saat ini dimanfaatkan pertanian ada sekitar 31.000 ha.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau mengacu revisi RT RW kawasan pertanian pangan berkelanjutan atau KP2B total luas ada 32.000 ha dan itu sudah di luar yang terdampak proyek tol. Yang perlu dicatat bahwa KP2B itu ada lahan kering dan basah,” kata Widiyanti, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: Angkringan Khas Bayat Klaten Berdiri di Korsel sebelum Pandemi Covid-19

Widiyanti mengatakan untuk membuka lahan baru sebagai pengganti lahan terdampak jalan tol sulit dilakukan menyusul kian terbatasnya lahan di Klaten. Namun, dengan potensi luasan lahan pertanian yang masih ada, pengurangan lahan pertanian untuk jalan tol diyakini tak memengaruhi produksi pangan di Klaten.

Widiyanti menuturkan seiring pengurangan luas lahan pertanian, produksi pangan di Klaten terus digenjot. Salah satunya dengan perbaikan varietas padi dengan mengeluarkan varietas Rojolele Srinuk dan Srinar.

“Kemudian perbaikan sistem budi daya, pemupukan, dan pengairan. Tak kalah penting terkait dengan penanganan OPT [organisme pengganggu tanaman]. Ini harus diawasi betul karena kalau tidak diawasi akan menurunkan produksi. Jangan sampai kejadian 2010-2011 [serangan hama wereng batang cokelat] terjadi lagi,” kata dia.

Baca Juga: Harga Telur Anjlok Rp14.000/Kg, Peternak Ayam di Boyolali Gulung Tikar

Disinggung konsumsi beras di Klaten, Widiyanti mengatakan konsumsi beras untuk warga Klaten rata-rata per bulan sekitar 10.600 ton. Sementara, produksi beras selama ini sering surplus. Seperti produksi beras dari lahan pertanian di Klaten pada panen Maret-Juni yang diperkirakan bisa menghasilkan 77.000 ton beras.

“Kami sudah menghitung dengan perkiriaan pertumbuhan penduduk dan luasan lahan yang masih ada, insyaallah untuk 50 tahun kedepan produksi beras di Klaten masih mencukupi,” kata Widiyanti.

 

Tanah Kas Desa

Kepala Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Ida Andung Prihatin, mengatakan ada 125 bidang lahan terdampak proyek tol di Kahuman. Dari jumlah bidang tersebut, hanya dua bidang yang merupakan pekarangan rumah sementara sisanya lahan pertanian. “Secara umum untuk proses pembayaran uang ganti kerugian sudah selesai,” kata Ida.

Baca Juga: Warga Wonogiri Diingatkan Bahaya Pinjol Ilegal, Pastikan Legal & Logis

Di antara lahan pertanian yang terdampak proyek tol, ada 19 bidang lahan yang merupakan tanah kas desa dengan luasan sekitar 38.000 meter persegi. Saat ini, pemerintah desa setempat masih memproses pencarian lahan pengganti.

Ida mengatakan sejak menerima uang ganti kerugian, warga tak lagi menanami lahan pertanian terdampak tol. Hal itu seperti yang terlihat pada lahan pertanian diantara patok batas untuk ruas jalan tol yang dibiarkan menganggur.

“Memang setelah ada pembayaran uang ganti kerugian itu ada instruksi untuk tak memanami lagi lahan pertanian,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya