SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi. (JIBI/dok)

Solopos.com, LA PALMA — Letusan gunung berapi Cumbre Vieja di pulau La Palma, Spanyol, memasuki bulan kedua pada Selasa (19/10/2021). Para ahli memperingatkan kemungkinan gunung itu akan terus memuntahkan lava dalam jangka pendek dan menengah.

Seperti dikutip Liputan6 dari laman Xinhua, Kamis (21/10/2021), lebih dari 7.000 orang dari total populasi 85.000 di La Palma, Spanyol telah dievakuasi dari rumah mereka sejak dimulainya letusan pada 19 September 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama 31 hari erupsi, gunung berapi Cumbre Vieja mengeluarkan 80 juta meter kubik lava yang menutupi lebih dari 800 hektare lahan di pulau yang memiliki luas permukaan hanya 708,32 km persegi.

Baca Juga: Kasus Varian Baru Covid Muncul di Rusia, Lebih Menular dari Delta

Saat mengalir ke pantai, lava gunung Cumbre Vieja telah membuat jalannya sendiri menjadi empat saluran yang berbeda dan telah menghancurkan hampir 300 hektare lahan pertanian, termasuk 52 hektare kebun anggur dan 128 hektar yang diperuntukan bagi perkebunan pisang— tanaman utama pulau itu.

Menurut laporan pihak berwenang, hampir 2.000 bangunan telah hancur. Salah satu aliran telah mencapai laut dan menciptakan sekitar 40 hektare lahan baru.

“Kami melakukan segala sesuatu yang mungkin secara manusiawi, hampir tidak mungkin, untuk membatasi kerusakan,” kata Angel Victor Torres, presiden regional Kepulauan Canary, saat lahar bergerak melalui kotamadya La Laguna.

Pihak berwenang bahkan melakukan operasi drone yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dilakukan pada Rabu (20/10/2021) untuk menyelamatkan anjing-anjing yang terdampar.

Baca Juga: Krisis Kemanusiaan di Afghanistan, Rusia Desak Bantuan Internasional

Beracun

Sebelumnya, awan belerang dioksida dari letusan gunung berapi Cumbre Vieja, di Pulau La Palma Spanyol, sampai di Portugal pada Rabu (13/10/2021).

Menurut pantauan dari Institut Laut dan Atmosfer Portugis (IPMA) yang mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman Xinhua, Kamis (14/10/2021) intrusi belerang dioksida terbang di atas 3.000 meter di ketinggian.

Menurut pemantauan atmosfer dari program pengamatan bumi Uni Eropa Copernicus, ada juga sejumlah besar abu vulkanik yang terbang ke timur karena angin kencang.

Menurut pernyataan dari IPMA, konsentrasi maksimum gas akan mencapai 46 mikrogram per kg pada ketinggian 6.000 meter, beracun jika terhirup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya