SOLOPOS.COM - Murid memperhatikan guru yang menyampaikan materi di SMAN 1 Sragen Jl. Perintis Kemerdekaan No.16, Sragen, Kamis (7/10/2021). Sekolah menerapkan blended learning sehingga para murid di kelas dan di luar kelas bisa mengikuti materi. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah SMA menambah jumlah murid dalam pembelajaran tatap muka (PTM) dengan sistem campuran. Penambahan siswa ini sejalan dengan menurunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sragen menjadi Level 2.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, di SMAN 1 Sragen, Kamis (7/10/2021), siswa kelas XI dan kelas XII mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan blended learning. Separuh murid setiap kelas mengikuti secara daring dan separuhnya mengikuti PTM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekolah memasang perangkat kamera, layar, dan jaringan internet supaya murid di kelas, guru, dan murid yang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat berinteraksi selama KBM. Sedangkan siswa kelas X belum melaksanakan PTM karena sedang mengerjakan proyek dalam Program Sekolah Penggerak di Sentra Batik Masaran selama tiga pekan dan rampung pekan ini,

Baca Juga: Kelambu, Rahasia Produksi Bawang Merah di Sragen Jadi Berlipat Ganda

Waka Bidang Kurikulum SMAN 1 Sragen, Endang Wahyuni, menjelaskan sekolahnya memiliki 1.176 peserta didik. Jumlah peserta PTM 30 persen. Separuh murid setiap kelas mengikuti PTM selama dua hari secara bergantian dengan separuh murid lainnya.

“Kan yang masuk baru kelas XI dan XII separuh-separuh sudah mencapai 30 persen. Senin depan kelas X selesai mengerjakan proyek. PPKM Level 2, kami akan mencoba memasukkan kelas X sehingga PTM diikuti kelas X, XI, dan XII separuh-separuh [menjadi 50%],” kata dia kepada Solopos.com.

Dia menjelaskan sekolah sedang mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang blended learning untuk kelas X pekan ini. Para orang tua mendukung PTM dan merasa aman sebab anak-anak mereka sudah divaksinasi.

Baca Juga: Tanah Kas Desa Krikilan Masaran Terpangkas Pelebaran Jalan Solo-Sragen

Menurut Endang, sistem blended learning punya kelemahan berupa ketergantungkan dengan kondisi jaringan internet yang tidak selalu stabil. Sekolahnya mengantisipasi gangguan internet dengan berlanggan dua penyedia layanan internet sebagai pengganti jika salah satunya mengalami gangguan.

Kepala SMAN 1 Sragen, Beti Marga Sulistyawati, menambahkan siswa sudah jenuh sehingga sekolah menambah murid dalam PTM menjadi 50 persen. Blended learning sudah diterapkan sejak September supaya anak-anak antusias mengikuti KBM di rumah maupun di kelas.

MAN 2 Sragen juga mulai menambah jumlah siswa yangn mengikuti PTM menjadi 50% dari sebelumnya 30%. Seperti halnya SMAN1 Sragen, MAN 2 Sragen juga memadukan sistem PTM dengan PJJ.

Baca Juga: Aksi Para “Koboi” Djoko Tingkir Sragen Gaet Warga Agar Mau Divaksin

“Ini dengan cara berselang-seling antara nomor kecil dan besar. Misal hari Senin yang masuk nomor 1-18. Maka hari hari Selasa yang masuk 19-36. Berlaku untuk semua kelas,” papar Sementara Waka Bidang Kesiswaan MAN 2 Sragen, Didik Dewanti.

Waka Bidang Kurikulum SMAN 3 Sragen, Edy Broto, menjelaskan sekolahnya pernah simulasi PTM yang diikuti 108 murid dari total 1.066 murid 6 September sampai 10 September 2021. Kemudian PTM disetop untuk penilaian tengah semester dan asesmen nasional.

Edy mengaku sudah mendapatkan rekomendasi Satgas Penanganan Covid-19 Sragen untuk mengadakan PTM dengan jumlah siswa 30%. Tetapi itu hanya berlangsung Senin (4/10/2021). Pengawas sekolah dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jateng meminta sekolahnya untuk melanjutkan simulasi PTM dengan maksimal 108 murid alias 10% saja.

Baca Juga: Siswa Minim, 14 SD Negeri di Sragen Digabung, Ini Daftarnya

“Kami mengajukan lagi PTM terbatas dengan jumlah 30%. Menurut hasil evaluasi berjalan baik dan lancar tanpa kendala. Sarana dan prasarana untuk PTM mendukung,” paparnya.

Berdasarkan Instruksi Bupati Sragen No.360/440/038/2021 tentang PPKM Level 2 Covid-19 di Sragen, satuan pendidikan yang menjalankan PTM dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50% kecuali Sekolah Luar Biasa 62%-100% dan Pendidikan Anak Usia Dini maksimal 33%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya