SOLOPOS.COM - Suasana Lapangan Klampeyan di Kelurahan/Kecamatan Jatinom, Klaten, sepi, Jumat (24/9/2021). Lapangan ini biasanya berubah jadi lautan manusia saat puncak perayaan Yaa Qowiyyu. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Tradisi sebaran apam Yaa Qowiyyu dengan lokasi Lapangan Klampeyan, Kelurahan/Kecamatan Jatinom, Klaten, sudah digelar secara turun temurun selama 400 tahun. Selama ini kegiatan tradisi itu belum pernah absen digelar.

Namun, lokasi penyelenggaraan acara tersebut pernah dipindahkan. Sekretaris Pengelola Pelestari Peninggalan Kyahi Ageng Gribig (P3KAG) Jatinom, Moh Daryanta, menjelaskan salam sejarahnya Yaa Qowiyyu tak pernah absen digelar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, lokasi budaya dan tradisi itu pernah dipindah pada masa kolonial Belanda. “Sepengetahuan saya belum pernah ditiadakan. Hanya sempat dipindah tempatnya di Pandanan, Soropaten, Kecamatan Karanganom,” kata Daryanta berdasarkan keterangan tertulis kepada Solopos.com, Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Jos! Sidowayah Klaten Kembangkan Millenial Smartfarming Biar Petani Nggak Punah

Ekspedisi Mudik 2024

Tokoh masyarakat Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Sri Nugroho, membenarkan lokasi pelaksanaan tradisi saparan Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, pernah digelar di kampungnya berdasarkan keterangan sesepuh di Soropaten.

” Ketika itu saat penjajah Belanda ke Jatinom karena situasi tidak mungkin, akhirnya Kyahi Ageng Gribig meminta anak menantunya sebaran apam dialihkan ke Pandanan,” kata Sri Nugroho.

Doa Ulama Besar di Jateng

Tak diketahui pasti kapan kegiatan saparan dipindahkan ke Soropaten. Namun, kegiatan sarapan di Soropaten tidak digelar dengan membuat panggung melainkan dilakukan dengan menaiki dan membuka genting bangsal atau Joglo Sri Sidomulyo.

Baca Juga: Airlangga dan Ganjar Terlihat Akrab di Jatinom Klaten, Mau Maju Pilpres 2024?

Joglo itu terletak dekat kompleks makam Ki Karsoredjo, sesepuh Dukuh Pandanan. “Lokasi dipindah ke Pandanan karena dekat dengan anak menantu Kyahi Ageng Gribig yang menjadi cikal bakal dukuh,” kata Nugroho.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, digelar setiap Safar pada hari Jumat. Yaa Qowiyyu diambil dari doa Kyahi Ageng Gribig, seorang ulama besar penyebar agama Islam di Jawa Tengah.

Dalam setiap pengajian Kyahi Ageng Gribig selalu melantunkan doa Yaa Qowiyyu. Doa ini juga yang juga menjadi kalimat seruan berjihad pasukan Sultan Agung saat berperang melawan penjajah.

Baca Juga: RG Mathematical Soft Computing UNS Gelar Pengabdian Masyarakat di Klaten

Sejarah tradisi sebaran apam pada Yaa Qowiyyu bermula ketika Kyahi Ageng Gribig, yang baru saja tiba di Jatinom, Klaten, selepas menunaikan ibadah haji pada Jumat Pahing, 17 Sapar 1541 Saka, atau tahun 1619 Masehi.

Tradisi Saparan

Seusai Salat Jumat, jemaah lalu membaca zikir dan tahlil, Kyahi Ageng Gribig membagikan oleh-oleh berupa apam kepada para santrinya. Namun ternyata hidangan yang disiapkan kurang, sedangkan tamunya masih banyak yang belum kebagian.

Lalu Nyai Ageng segera membuat kue apam yang masih dalam keadaan hangat untuk dihidangkan kepada para tamu undangan tersebut. Majelis pengajian ini sampai sekarang masih ada.

Baca Juga: Tak Ada Sebaran, Apam Yaa Qawiyyu Tetap Dibagikan ke Warga Lewat Ojol

Setelah itu. setiap tahunnya pada malam Jumat dan menjelang Salat Jumat di pertengahan bulan Sapar, doa Kyahi Ageng Gribig selalu dibacakan di hadapan hadirin.

Tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, juga sering disebut dengan nama saparan karena berlangsung pada bulan Safar. Sedangkan pembagian apam dilakukan dengan cara disebarkan dari panggung menara yang bermakna masyarakat harus selalu saling memaafkan satu dengan yang lain.

Dua tahun terakhir, Yaa Qowiyyu digelar tanpa sebaran apam. Hal itu menyusul kondisi pandemi Covid-19. Yaa qawiyyu hanya diadakan dengan berziarah ke makam Kyahi Ageng Gribig.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya