SOLOPOS.COM - Proses wisuda mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana atau UKSW Salatiga di kampus tersebut, Sabtu (26/6/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Sebanyak 714 lulusan Universitas Kristen Satya Wacana atau UKSW Salatiga diwisuda, Sabtu (26/6/2021) oleh Rektor Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc., Ph.D. Wisuda UKSW dilakukan secara luring terbatas yang hanya diikuti oleh ketua dan sekretaris Senat Universitas, pimpinan universitas dan mahasiswa peraih indeks prestasi terbaik (IPT) dari masing-masing program studi.

“Makin memburuknya kondisi Indonesia termasuk Salatiga di beberapa pekan terakhir akibat pandemi Covid-19 menuntut kita menyelenggarakan wisuda periode I tahun 2021/2022 secara luring dengan peserta yang sangat terbatas. Wisuda ditopang dengan cara daring agar dapat menjangkau semua winisuda di tempat masing-masing. Peserta wisuda dan semua panitia yang hadir telah lolos skrining Covid-19 yang dilaksanakan khusus untuk acara ini,” ungkap Rektor.

Dari total jumlah winisuda, disampaikan Neil hanya 3,5% wakil winisuda yang dihadirkan di Balairung Universitas berkapasitas 2.500 orang ini. Mayoritas winisuda mengikuti wisuda secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting yang juga didukung live streaming di Youtube dan Instagram.

Guna memastikan bahwa kegiatan ini aman dan tidak menjadi event penyebaran Covid-19, Neil menjelaskan bahwa seluruh partisipan upacara wisuda UKSW akan dipantau kondisi kesehatannya hingga 5 hari setelah acara.

Baca Juga: Makin Berkualitas, Magister Manajemen UKSW Salatiga Kini Terakreditasi Unggul

Mengembangkan perilaku dan kegiatan yang adaptif dan kompatibel dengan karakteristik pandemi tanpa meninggalkan ritual esensial universitas disebut Neil menjadi hal mutlak yang diterapkan dalam gelaran upacara wisuda UKSW ini, di luar model-model sebelumnya seperti penggunaan robot.

“Pandemi Covid-19 adalah suatu situasi lingkungan yang telah menuntut kita harus mengenalinya dengan baik dan merumuskan cara hidup di dalamnya. Pandemi bahkan telah mendistorsi banyak kebiasaan dan menuntut kita menjalani kehidupan dengan cara-cara adaptif. Anda telah dibentuk oleh UKSW menjadi kaum creative minority. Kaum ini memiliki kecakapan memahami situasi lingkungan yang dihadapinya dan tahu bagaimana meresponsnya,”imbuh Neil.

Siap Hadapi Tantangan

Sebagai kaum kreatif yang minoritas jumlahnya, Neil mendorong para winisuda untuk tampil menjadi role model yang baik. Profil lulusan UKSW yang mencirikan creative minority dikatakan Neil harus siap menghadapi beragam tantangan masa depan.

Meskipun sebagai kaum minoritas yang berdaya cipta belum tentu memiliki kelengkapan untuk berhadapan dengan seluruh tantangan tersebut, namun dengan tegas Neil menyebut salah satu karakter kaum ini adalah terus belajar dengan jalan mendeteksi perkembangan yang ada, lalu merumuskan konsep tindakan meresponsnya.

“Gunakanlah itu sebagai modal Anda dalam menghadapi tantangan-tanganan hidup dan karier yang akan Anda jelang atau lanjutkan. Dari Kampus Indonesia Mini ini kami mendoakan Anda berhasil,” pesan Neil.

Baca Juga: Peneliti UKSW Kembangkan Sistem Informasi Terintegrasi untuk Koperasi di Salatiga

Karakter creative minority yang konsisten ditanamkan kepada mahasiswa UKSW tampak dalam sejumlah profil lulusan UKSW yang turut diwisuda hari itu. Dua mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) misalnya.

Keduanya yakni Judith Chrisolita Sangidong dan Fian Yulio Santoso mengembangkan model kecerdasan buatan untuk memprediksi apakah seseorang positif mengidap Covid-19 atau tidak sebagai tugas akhirnya. Judith dan Fian yang juga meraih Indeks Prestasi Kumulatif sempurna 4.00 ini masing-masing memanfaatkan hasil CT-Scan dan X-Ray untuk mendeteksi Covid-19.

Bahkan Fian mengungkapkan bahwa berdasarkan pengujian internal yang sudah dilakukan tingkat akurasi metode yang ditelitinya mencapai 90%.

wisuda UKSW
Proses wisuda mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana atau UKSW Salatiga di kampus tersebut, Sabtu (26/6/2021). (Istimewa)

Sementara itu jauh dari pelosok Maluku, Fredrik Hallatu salah satu lulusan dengan profil creative minority membaktikan dirinya pada masyarakat Desa Kabauhari Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. Dirinya bahkan rela berjalan hingga 12 jam hingga sampai di desa tersebut untuk memberikan pendampingan advokasi atas persoalan keterbelakangan kualitas pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan ekonomi.

Lulusan Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis ini juga menyalurkan bantuan yang telah digalangnya bersama sejumlah aktivis dari berbagai instansi untuk pembangunan gereja, pelayanan kesehatan, pengadaan buku dan peralatan belajar hingga logistik bagi masyarakat Seram Utara.

“Kualitas pendidikan, ekonomi dan kesehatan masyarakat disini bisa dikatakan di bawah rata-rata. Bahkan ada satu desa lainnya yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki hingga tiga hari lamanya. Berbagai hal yang saya lakukan ini tak lepas dari visi misi UKSW yang kini tertanam dalam diri saya, salah satunya menjadi minoritas yang berdaya cipta bagi pembangunan dan pembaruan masyarakat dan negara Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga: 13 Proposal Lolos Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa, UKSW Raih Peringkat III

Fredrik yang menamatkan pendidikan Strata 1-nya pada Prodi Ilmu Teologi Fakultas Teologi UKSW ini saat dihubungi secara virtual juga menyebut di UKSW dirinya memperoleh peluang untuk menghasilkan gagasan dan solusi manajerial bagi kemajuan masyarakat.

Lulusan Terbaik

Bersamaan dengan diwisudanya tiga creative minority di atas, berikut adalah peraih indeks prestasi tertinggi untuk berbagai jenjang. Dari jenjang S1 Christian Alvin Susanto, S.Pd., lulusan dari Program Studi Pendidikan Matematika turut meraih IPK 4.00.

Tiga lulusan S2 juga berhasil mendapatkan IPK 4.00, yaitu Ruth Suzanna, M.Pd lulusan dari Program Studi Magister Manajemen Pendidikan FKIP, Deddy Dharmawan Tumonggi, M.S.A dan Sonny Kristiantoro, M.S.A; keduanya lulusan Program Studi Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi. Adapun Dr. Hani Sirine lulusan dari Program Studi Doktor Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) juga meraih IPK 4.00.

Rekomendasi
Berita Lainnya