SOLOPOS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar. (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN — Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas PGRI Madiun (Unipma) memasuki hari keempat, Jumat (10/9/2021). Pada hari keempat pelaksanaan, sebanyak 1.000 mahasiswa baru Unipma mendapatkan materi terkait bahaya radikalisme, terorisme, dan bahaya narkoba.

Seribuan mahasiswa baru itu mendapatkan materi terkait bahaya terorisme dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar. Boy menjelaskan bahwa saat ini sebanyak 202,6 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Sehingga penduduk Indonesia yang menjadi pengguna internet sebanyak 73,7% dari total penduduk sebanyak 274,9 juta jiwa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu selama 8 jam 52 menit per hari untuk berselancar di dunia maya. Dengan intensitas penggunaan internet yang cukup lama itu, sehingga perlu dipastikan pemanfaatan internet tidak mengarah pada tindakan radikal dan terorisme.

Baca Juga: Polisi Buru Penadah Barang Hasil Penipuan 3 Napi Lapas Madiun

Dia menjelaskan pentahapan radikalisasi dimulai dari keberadaan kelompok-kelompok kecil yang tidak terafiliasi dengan kelompok teroris. Namun, membangun keterikatan ideologi hingga kemudian menumbuhkan fase radikalisasi dang mengglorifikasi kegiatan-kegiatan yang menjadi katalisator bagi individu-individu untuk bergabung ke dalam kelompok teroris.

“Kelompok-kelompok kecil ini berperan di sisi hulu yang akhirnya bermuara pada kelompok teror di hilir. Pergerakan organisasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Di antaranya, framing, mobilizing, dan decision making,” jelas dia.

Kelompok Intoleran

Menurut Boy, kelompok intoleran ini memiliki tiga komponen. Yaitu ketidakmampuan menahan diri untuk tidak menyukai individu atau pihak lain, mencampuri atau menentang keyakinan orang lain, dan mengganggu kelompok orang lain.

Dia mencontohkan seperti kelompok teroris ISIS yang memanfaatkan faktor-faktor perseptual dengan memanfaatkan konstruksi identitas, krisis, dan solusi untuk membentuk bagaimana audiensnya memandang dan menilai dunia. Narasi sentral dari jenis pesan ini sederhana, yaitu ISIS adlaah pejuang dan pelindung (identitas dan kelompok), musuh ISIS adalah jahat (identitas luar kelompok) yang bertanggung jawab atas krisis di mana ISIS adalah satu-satunya harapan.

“Narasi lain yang dibangun adalah umat Islam agar mendukung kekhalifahan mereka dan mengingatkan umat Islam bahwa jihad adalah kewajiban individu. Narasi ini bersifat umum dan lebih mungkin beresonansi dengan audiens transnasional yang berada di luar lingkungan kendali langsung ISIS,” jelasnya.

Narasi-narasi tersebut banyak beredar di dunia maya. Untuk itu, masyarakat terlebih generasi milenial dan generasi Z supaya tidak mentah-mentah mengkonsumsi informasi di dunia maya. Apalagi ini kaitannya dengan idiologi.

Untuk mencegah kejahatan terorisme, Boy menyampaikan ada beberapa strategi yang dilakukan. Yaitu membangun daya cegah dan tangkal masyarakat serta kepedulian dalam mempersempit pelaku terorisme dna penyebaran paham radikalisme.

Menyelenggarakan literasi dan edukasi dunia maya, diseminasi, narasi dalam upaya kontra radikalisme. Sinergitas dengan unsur pemerintah, KL, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, tokoh adat, dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan. Penegakan hukum secara tegas, objektif, dan terukur.

Baca Juga: Round Up Penculikan Anak Madiun: Balada Cinta Beda Usia Pengusaha Sragen

Deradikalisasi re-edukasi terhadap napi teroris dan mantan napi teroris. “Pada umumnya, kita diwarnai dengan propadanda teroris global. Dari berbagai kalanga, terutama generasi milenial dan generasi Z,” ujarnya.

Boy menuturkan kontra radikalisasi BNPT dilakukan melalui kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra idiologi. Hal-hal teknis yang dilakukan seperti publikasi cetak buku, buletin, majalah, dan poster. Selain itu, kontra narasi itu pun dibangun di media massa seperti rilis media, sindikasi media, dan media sosial.

Kelompok teroris ini sangat masif dalam menyebarkan ajaran idiologi kekerasan melalui dunia maya. BNPT membangun daya cegah dan daya tangkal supaya masyarakat memiliki kepedulian.

Strategi Pencegahan Terorisme

Mengenai strategi pencegahan terorisme yang dilakukan ada tiga kegiatan utama, yaitu kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

“Ini perlu dilakuak upaya bersama-sama. Karena kejahatan terorisme ini bisa masuk ke segenap elemen masyarakat kita. Baik di dalam aparatur pemerintahan maupun dalam masyarakat, kelompok-kelompok entitas civil society,” kata Kepala BNPT.

Lebih lanjut, dia menegaskan agar upaya pencegahan bisa maksimal, kegiatan antisipasi terorisme perlu melibatkan generasi muda. Kita harus terus mewaspadai ideologi teroris ini bertentangan dengan paardigma nasional kita.

“Paradigam kita, ada UUD 1945, Pancasila, Bhinneka tunggal ika, dan Negera Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Dia berharap generasi milenial dan generasi Z bisa memahami bangsanya sendiri. Jika tidak diwaspadai, bukan tidak mungkin generasi masa depan akan mengalami disorientasi.

Baca Juga: Waduh, Anggota Polisi Jadi Korban Aksi Premanisme di Surabaya

Menurut dia, jaringan teror ini sering kali menggunakan teks agama dalam propagandanya. Untuk itu, kontra narasi berupa moderasi bergama dibutuhkan untuk mematahkan narasi tersebut. Tentu berdasarkan Pancasila mengedepankan sikap toleransi, sikap saling menghormati antar pemeluk agama, tidak mempertentangkan perbedaan agama antar warga, hidup berdampingan, menghormati bentuk keyakinan, dan keimanan dianut warga negara.

“Tentu semangat bertoleransi beragama ini menjadi kewajiban bagi generasi muda di seluruh Indonesia. Semangat sebagaimana yang telah dituangkan leluhur, konstitusi negara kita, maupun di dalam nilai-nilai luhur idiologi bnagsa. BNPT ke depan akan mengajak komponen bangsa untuk terus mewujudkan tujuan nasional kita,” terang Boy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya