SOLOPOS.COM - Ilustrasi persawahan (Sumber: Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo menargetkan ekspor beras ke luar negeri mulai 2022. Saat ini, instansi tersebut tengah mematangkan persiapan penerapan konsep indeks pertanaman (IP) 400 seluas 5.000 hektare.

Sebagai informasi, konsep  IP 400 menghasilkan gabah dengan kualitas yang bisa diterima pasar internasional. Pemkab Sukoharjo menggelar rapat koordinasi (rakor) persiapan penerapan konsep IP400 pada 2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pertemuan itu menindaklanjuti hasil kunjungan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat panen raya padi IP 400 dan pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Desa Tegalan, Kecamatan Weru, Selasa (12/10/2021). Dalam pertemuan itu dipaparkan berbagai persiapan teknis guna menggenjot produki padi pada tahun depan.

Baca Juga: PPKM Level 2, Penerangan di 9 Ruas Jalan Sukoharjo Dinyalakan Lagi

“Kami sangat serius merealisasikan target penambahan lahan pertanian yang menerapkan konsep IP400 agar bisa diekspor pada tahun depan. Pada 2021, lahan pertanian yang menerapkan konsep IP400 seluas 2.088 hektare. Luas lahan pertanian ditambah menjadi 5.000 hektare pada 2022,” kata Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno, kepada Solopos.com, Kamis (21/10/2021).

Bagas telah menginstruksikan setiap petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) di 12 kecamatan untuk mengidentifikasi lahan pertanian Sukoharjo yang diusulkan menerapkan konsep IP 400 untuk keperluan ekspos. Syarat lahan pertanian yang menerapkan konsep IP400 adalah ketersediaan pasokan air selama empat kali masa tanam.

Selain itu, lahan pertanian tersebut sudah tiga kali masa tanam dalam setahun. “Lahan pertanian juga bukan daerah endemis organisme pengganggu tanaman [OPT] seperti tikus dan wereng batang cokelat,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Ingin Ada Klaster Covid-19 PTM, Begini Strategi Disdikbud Sukoharjo

Padi Genjah

Ihwal benih padi, Bagas menyampaikan benih padi yang ditanam petani di lahan pertanian berkonsep IP 400 merupakan genjah yang berumur pendek dan tahan kekeringan. Padi genjah dapat dipanen saat memasuki 90 hari. Dengan begitu, lahan pertanian bisa ditanami padi empat kali dalam setahun.

Dalam waktu dekat, Bagas bakal kembali berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kemenpan) untuk membahas persiapan ekspor beras dari Sukoharjo. “Kunci keberhasilan penerapan konsep IP 400 adalah ketersediaan pasokan air, mekanisasi pertanian yang mumpuni dan penggunaan benih genjah,” paparnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo, Sukirno, mengatakan salah satu problem di sektor pertanian yakni keterbatasan tenaga kerja. Jumlah petani kian berkurang sementara regenerasi petani belum berjalan maksimal.

Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Izinkan Hiburan Musik di Resepsi Pernikahan

Saat musim tanam, tenaga kerja dibutuhkan mulai dari pengolahan lahan, tanam, perawatan tanaman hingga saat panen padi kian sulit. Sukirno mendorong agar para petani mengoptimalkan alsistan sehingga kegiatan usaha tani lebih efektif dan efisien.

Hal ini bagian dari upaya menggenjot produksi padi dan mempertahankan surplus padi di Sukoharjo. “Mekanisasi pertanian bagian dari pertanian modern. Biaya operasional bisa dipangkas dan keuntungan yang didapat petani berlipat ganda,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya