SOLOPOS.COM - Masjid Saka Tunggal Banyumas (Instagram/@meotelpurwokerto)

Solopos.com, BANYUMAS — Masjid Saka Tunggal Baitussalam, atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Saka Tunggal adalah masjid bersejarah di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Disebut bersejarah, karena memang masjid ini sudah berdiri sejak 1288 dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Mengutip Okezone.com, Minggu (11/7/2021), masjid ini terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Hingga kini, masjid ini masih berdiri megah dan digunakan sebagai tempat ibadah. Banyak warga sekitar, maupun wisatawan yang datang menikmati suasana masjid sambil menunaikan ibadah salat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada beberapa fakta yang perlu diketahui dari Masjid Saka Tunggal ini, di antaranya adalah:

Dibangun sebelum era Wali Songo.

Masjid berukuran 12 x 8 meter ini hanya mempunyai saka tunggal (satu tiang penyangga) yang berada di tengah bangunan utama masjid. Dikutip dari dunia masjid Islamic center, saka masjid memiliki empat sayap di tengah yang akan nampak seperti sebuah totem.

Bagian bawah sayap dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut. Menariknya, masjid ini adalah satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Songo yang hidup sekitar abad 15-16 Masehi. Karena masjid ini didirikan 2 abad sebelum Wali Songo, menjadikan Masjid Saka Tunggal ini sebagai masjid tertua di Indonesia.

Papat kiblat lima pancer

Salah satu keunikan masjid ini adalah pada arsitekturnya, yaitu empat helai sayap yang menempel di kayu tengah saka. Empat sayap tersebut melambangkan “papat kiblat lima pancer” yang berarti manusia sebagai pancer atau tiang yang dikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin,air, dan bumi.

Tradisi unik masjid

Setiap menjelang dan setelah salat jumat, jamaah Masjid Saka Tunggal akan melaksanakan tradisi ura-ura, yaitu berdizikir dan bersalawat dengan nada seperti melantunkan kidung Jawa. Uniknya, Bahasa yang digunakan adalah campuran Arab dan Jawa.

Saat  ceramah disampaikan, seperti terdengar melantunkan sebuah kidung dan uniknya lagi, seluruh rangkaian sholat dilakukan secara berjamaah, mulai dari shalat tahiyatul masjid, kobliah jumat, salat jumat, badiah, salat zuhur, hingga ba’diah zuhur.

Baca Juga:Islam Aboge, Akulturasi Dakwah dengan Muatan Budaya Lokal

Masjid ini memiliki empat orang muazin yang berpakaian sama dengan imam, menggunakan baju lengan panjang warna putih, menggunakan udeng bermotif batik, dan ke empat muazin tersebut mengumandangkan azan secara bersamaan

Masjid Saka Tunggal hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian suara adzan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu.

Ritual Ganti Jaro

Di masjid terdapat ritual yang sering dilakukan oleh seluruh warga Desa Cikakak, yaitu Ritual Jaro Rajapine. Ritual ini mengganti pagar bumbu keliling Masjid Saka Tunggal yang digelar pada bulan ajab. Saat membuat pagar, ada beberapa pantangan yang harus ditaati, di antaranya: warga dilarang berbicara dengan suara keras dan tidak boleh menggunakan alas kaki.

Tradisi Ganti Jaro Rajab ini bagi warga di sini adalah untuk memupuk kebersamaan dan dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat dari diri manusia. Ritual ganti Jaro ini kemudian diakhiri dengan prosesi arak arakan 5 gulungan yang berisi nasi tumpeng yang kemudian diperebutkan warga karena dipercaya bisa memberikan berkah.

Masjid ini juga berfungsi sebagai tempat wisata. Pengunjung yang masuk dikenai biaya Rp5.000 dan setelah itu pengunjung bebas untuk menikmati suasana di Masjid Saka Tunggal. Di sekitar masjid juga ada taman kera yang jumlahnya sangat banyak namun kera-kera yang ada di sekitar masjid ini dikenal ramah kepada pengunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya