SOLOPOS.COM - Mbah Mad Watucongol (Instagram/ajudan_kiai.nu)

Solopos.com, MAGELANG — K.H. Ahmad Abdul Haq Dalhar Watucongol atau yang akrab disapa dengan sebutan Mbah Mad Dalhar Watucongol adalah seorang kiai karismatik asal Muntilan, Kabupaten Magelang. Beliau lahir pada tahun 1928 di lingkungan pesantren Watucongol di Desa Gunungpring.

Selama hidupnya, beliau menjadi pemimpin di pesantren tersebut hingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 2010 silam. Mengutip laman Instagram @ajudan_kia_nu, Senin (2/8/2021), selain dikenal memiliki pengaruh besar, putra dari Mbah Dalhar Watucongol tersebut juga dikenal memiliki karomah atau anugrah dari Yang Maha Kuasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karomah tersebut di antaranya adalah mengetahui makam wali yang sebelumnya tidak diketaui masyarakat sekitar. Mbah Mad juga kerap memberitahu tentang keberadaan sebuah makam wali di suatu tempat di mana makam tersebut awalnya dianggap makam orang biasa oleh masyarakat setempat.

Baca Juga : Nakes Magelang Terima Bantuan 1,05 Ton Telur

Karena karomahnya ini, Mbah Mad menjadi salah satu kiai yang sering dikunjungi ole para pejabat negara, seperti sejumlah Mantan Presiden, diantaranya Alm. Abdurrahamn Wahid atau Gus Dur, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pejabat lainnya ada Mantan Ketua DPR Akbar Tanjung hingga Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia,Wiranto.

Mereka datang untuk bersilahturahmi dan meminta doa restu kepada Mbah Mad. Mbah Mad sendiri belajar ilmu dari sang ayah, yaitu Mbah Dalhar yang dikenal sebagai waliyulah atau seseorang yang benar-benar mampu merasakan kehadiran Yang Maha Kuasa di sekitarnya. Meski hanya belajar pada ayah beliau, ilmu beliau sangat dalam dan barokah terhadap para santri-santrinya.

Mengutip Detik.com, Mbah Mad meninggal pada usia 78 tahun di Rumah Sakit Harapan Kota Magelang. Menurut menantu Mbah Mad, KH Khoirul Muna, mertuanya dikenal sebagai ulama spiritualis kenegaraan.

Baca Juga: 2 Seniman Magelang Gambarkan Situasi Pandemi Covid-19

Salah satu jiwa nasionalismenya adalah selalu aktif dalam kegiatan malam peringatan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia atau yang dikenal sebagai malam tirakatan. Mbah Mad juga dikenal sebagai penasihat hampir semua kiai pengasuh pondok pesantren di Indonesia, Di antaranya KH Abuya Dimyati dari Pandeglang, Banten, KH Zainuddin Jazuli dari Ploso, Kediri, Jawa Timur.

Pada masa Orde Baru, Mbah Mad diketahui sangat dekat pemerintah. Sampai-sampai almarhum Tien Soeharto yang merupakan cucu Pangeran Sambernyawa memanggil Mbah Mad dengan sebutan om.

Meski banyak berjasa kepada beberapa tokoh negara, di rumah duka Mbah Mad belum tampak satu orang pun tokoh yang melayat. Begitu juga karangan bunga, tak ada satu pun terpajang. Mbah Mad dimakamkan di kompleks pemakaman umum Santren yang bersebelahan dengan makam Ibu dari Mbah Mad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya