SOLOPOS.COM - Ada sejumlah penyebab herd stupidity. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Saat ini alih-alih herd immunity, masyarakat Indonesia disebut-sebut saat ini sedang terjebak dalam herd stupidity. Wah, istilah apa lagi ini?

Dikutip dari urbandictionary, herd stupidity adalah tindakan bodoh yang dilakukan orang-orang bersama-sama, tanpa disadari. Mereka mengabaikan aturan yang sudah dibuat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam konteks pandemi Covid-19, herd stupidity ditandai dengan pelanggaran protokol kesehatan secara komunal alias bersama-sama. Seperti yang banyak diperlihatkan di media sosial, banyak orang yang mulai abai akan protokol kesehatan.

Misalnya, tetap mudik meski sudah dilarang, berlibur ke tempat ramai, makan tanpa menjaga jarak di restoran, dan nongkrong.
Sempat beredar juga cerita di media sosial mengenai orang yang sedang isolasi mandiri tapi malah keluar untuk makan di restoran.

Baca Juga: Benarkah Pemakaian Kertas Minyak di Wajah Bisa Picu Komedo?

Herd stupidity juga dapat digambarkan pada orang-orang yang mempercayai hoaks vaksinasi Covid-19. Apa dampaknya? Seperti yang bisa dilihat di media massa, gelombang kedua virus corona di Indonesia datang.

Kasus pasien positif melonjak, bed occupancy rate (BOR) fasilitas kesehatan menipis, mutasi virus semakin cepat, dan angka kematian meningkat.

Mengutip laman klikdokter.com, Selasa (22/6/2021), berikut beberapa penyebab herd stupidity :

1. Alami pandemic fatique

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, salah satu penyebab herd stupidity adalah pandemic fatigue atau kelelahan pandemik.

Pandemi Covid-19 sudah berjalan satu tahun lebih. Hal ini tanpa disadari dapat membuat seseorang lelah hingga menjadi lalai.

Pandemic fatigue itu secara emosi dan pikiran mereka merasa lelah dengan kondisi pandemi yang tidak kunjung berakhir. Di lain sisi, mereka ingin bisa kembali melakukan banyak aktivitas seperti dulu, misalnya nongkrong atau bepergian,” jelas Ikhsan.

2. Merasa aman karena sudah divaksin

Menurut Ikhsan, melonggarnya protokol kesehatan ini terjadi karena individu merasa sudah divaksin sehingga sudah pasti aman.

Padahal, vaksin sama sekali tidak menjamin Anda bakal kebal dari ancaman infeksi Covid-19. Vaksin hanya membantu menghindarkan Anda dari gejala berat saat terinfeksi.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Terapi Regeneron Kurangi Keparahan Akibat Covid-19

3. Kasus positif sempat turun

Selama beberapa waktu lalu, kasus coronavirus di Indonesia memang sempat menurun. Hal ini memang baik, tapi di sisi lain masyarakat jadi merasa pandemi sudah selesai.

Orang-orang jadi merasa aman bepergian keluar dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan.

4. Menganggap keluarga sendiri aman

Melansir dari UC Davis Health, Kaye Hermanson, psikolog klinis di Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi mengatakan, lalainya protokol kesehatan bisa terjadi karena orang menganggap berkumpul dengan keluarga atau teman yang terlihat sehat adalah aman.

Pertemuan keluarga dan pertemanan pun mulai banyak dilakukan saat pandemi. Padahal, peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dalam penelitian di Journal of American Medical Association, mengonfirmasi lebih dari setengah kasus Covid-19 di AS ditularkan oleh orang-orang tanpa gejala.

5. Faktor lingkungan

Selain itu, menurut psikolog Ikhsan, lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap lalainya terjadinya herd stupidity.

“Lingkungan itu bisa memengaruhi dan membentuk mindset kita. Kalau lingkungannya mengabaikan protokol kesehatan, bisa saja orang lainnya ikutan juga,” kata dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya