SOLOPOS.COM - Ilustrasi masker kain. (Antara)

Solopos.com JAKARTA — Semakin banyaknya varian virus Corona yang masuk ke Indonesia membuat kita harus semakin waspada. Penggunaan masker kain tiga lapis kini tak lagi disarankan. Kecuali apabila dilapisi dengan masker bedah.

Hal tersebut disampaikan vaksinologi dan dokter spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Masker kain sudah tidak dianjurkan, lagipula masker bedah sudah banyak tersedia dan harganya terjangkau. Gunakan hanya masker berkualitas,” kata Dirga dalam webinar kesehatan, Kamis (17/6/2021).

Dirga mengatakan penggunaan masker sangat penting dalam mencegah penularan dalam protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Masker medis terbukti masih paling efektif jika digunakan dengan tepat.

Baca Juga: Hoaks, Masker Hanya untuk yang Belum Divaksin!

“Saya menyarankan untuk mengganti masker maksimal 6 jam, atau ganti segera setelah masker sudah basah atau kotor,” katanya.

Hati-hati pula saat membuka masker di tempat umum. Pastikan hanya membuka masker untuk alasan penting seperti makan dan minum. Juga praktikkan cara yang benar. Lepas tali elastis dari telinga, jauhkan masker dari pakaian dan wajah untuk menghindari permukaan masker yang bisa saja terkontaminasi. Buang di tempat sampah, kemudian bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih berbahan alkohol.

Vaksinasi

Pemerintah Indonesia terus menggencarkan percepatan program vaksinasi nasional sebagai upaya melindungi masyarakat. Pemerintah menargetkan pemberian vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk atau 70 persen dari total populasi untuk mencapai kekebalan komunal.

Baca Juga: Tak Dianjurkan Pakai Masker, Begini Cara Lindungi Anak Usia Di Bawah 2 Tahun

Meski demikian, dalam menangani pandemi Covid-19, masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan satu proteksi kesehatan saja, perlindungan dari luar dengan penerapan protokol kesehatan pun penting untuk terus digalakkan.

“Saat ini, persentase penduduk Indonesia yang telah divaksin 1 kali sebesar 11% dan vaksinasi lengkap sebesar 6,3%. Angka tersebut masih terbilang kecil dari total populasi Indonesia saat ini. Apalagi, saat ini kita dihadapkan pada ancaman berupa mutasi virus baru yang mulai ditemukan di tanah air,” katanya.

Dia melanjutkan, kewaspadaan perlu semakin ditingkatkan karena kehadiran vaksin memang menjadi langkah pencegahan yang penting diambil untuk membentuk kekebalan komunal. Namun tidak ada langkah pencegahan yang 100 persen efektif.

“Memadukan perlindungan dari dalam dan luar menjadi upaya yang bisa kita lakukan bersama, untuk mengurangi risiko terpapar atau tertular virus,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya