SOLOPOS.COM - Andriyono, penjual mi ayam pelangi memasak mi di warungnya di Bareng Lor, Klaten Utara, Senin (15/2/2021). Mi pelangi dinilai unik karena para pencinta mi tak melulu menikmati mi warna putih, tapi bisa warna merah (terbuat dari buah naga) dan hijau (terbuat dari spirulina). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Mi ayam di warung Mi Ayam Ijo di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten Barenglor, Klaten utara ini dinilai berbeda dari biasanya. Mi ayam ini memiliki varian warna mi putih, merah, dan hijau, sehingga disebut mi pelangi.

Para pencinta mi ayam bisa menikmati mi berwarna merah, hijau, orisinal/putih dalam satu mangkuk. Belum puas dengan mi satu warna, pencinta mi bisa menggambungkan berbagai mi warna-warni itu ke dalam satu mangkuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik mi pelangi, Andriyono, 33, mengatakan sudah menggeluti usaha mi ayam sejak 2016. Waktu itu, dirinya membuka warung mi ayam biasa alias mi warna putih. Lantaran ingin beda dengan warung mi lainnya, Andriyono ingin membikin mi warna lain. Setelah berpikir keras, muncul ide membuat mi warna-warni dengan bahan pewarna alami.

Baca Juga: BPBD Sragen: Banjir Terjang 6 Kecamatan Gara-Gara 4 Sungai Meluap

Mi warna hijau dibuat dari spirulina yang dicampur dengan tepung dan telur. Mi warna merah berbahan utama buah naga dicampur dengan tepung dan telur. Sedangkan mi orisinal/putih berbahan utama tepung dan telur. Harga masing-masing mi relatif terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Harga per mangkuk di kisaran Rp7.000-Rp8.000. Setiap harinya, Andriyono membuka warung mi ayamnya mulai pukul 15.00 WIB-21.00 WIB.

"Awal menjual mi pelangi ini, banyak yang komentar kok mi di sini aneh-aneh. Tapi, mi buatan saya tanpa bahan pewarna dan tanpa bahan pengenyal. Banyak yang penasaran. Setelah mencoba, ternyata banyak yang suka juga," kata Andriyono saat ditemui Solopos.com di warungnya di Bareng Lor, Klaten Utara, Senin (15/2/2021).

Penjualan Menurun

Andriyono mengatakan pencinta mi ayam buatannya berasal dari semua kalangan masyakat, baik lapisan bawah, menengaj, dan atas. Meski omzet di tengah pandemi Covid-19 menurun, mi ayam pelangi bikinannya masih digandrungi para pencinta mi dari Klaten dan sekitarnya.

"Sebelum pandemi Covid-19, saya bisa menjual di atas 100 porsi dari berbagai warna mi. Di tengah pandemi seperti ini, paling banter 60 porsi dalam sehari. Yang penting disyukuri. Kalau warna mi yang paling laku, yang warna hijau," katanya.

Baca Juga: Ternyata Luweng di Desa Joho Wonogiri Sudah Banyak, Kenapa Cari yang Sudah Hilang?

Dalam menjalankan usahanya, Andriyono dibantu istrinya tercinta, Puput. Lantaran berlangsung pandemi, warung mi Ijo tetap menerapkan protokol kesehatan."Kalau pembeli yang datang ke sini memang wajib pakai masker, jaga jarak, dan rutin cuci tangan pakai sabun. Kami pun sudah menyiapkan tempat cuci tangan di depan," katanya.

Salah satu pembeli mi ayam pelangi milik Andriyono, yakni Lia, mengatakan menyantap mi warna-warni berbeda dengan mi biasa. Mi yang warna-warni dinilai lebih kekininan. "Rasanya tetap enak dan tentu bergizi karena terbuat dari bahan sayuran atau buah-buahan. Yang jelas bikin ketagihan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya