SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah positif Covid-19. (Dok.Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Angka kematian kasus positif virus Corona di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, masih tinggi. Rata-rata kasus meninggal dunia akibat Corona tercatat empat kasus per hari atau naik 100 persen.

Satgas Covid-19 Sukoharjo terus berupaya menekan angka kematian tersebut. “Angka kematian rata-rata empat kasus ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita,” kata Jubir Satgas Covid-19 Sukoharjo Yunia Wahdiyati, Kamis (19/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk menekan kasus kematian ini, Satgas Corona Sukoharjo akan meningkatkan pelayanan kesehatan di tiap laporan. Terutama kasus bagi warga yang menjalani isolasi mandiri. Satgas Covid-19 melakukan upaya jemput bola bagi pasien isolasi mandiri agar menjalankan isolasi terpusat di lokasi yang disediakan pemerintah di Asrama Haji Donohudan (AHD) dan MerC UNS.

Baca Juga: Gaya Jalannya Cepat, Gibran Wali Kota Solo Dinilai Punya Kepribadian Seperti Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Bagi pasien yang tetap menjalani isolasi mandiri, juga mulai disediakan layanan konsultasi dokter melalui platform telemedicine. Platform telemedicine yang ditunjuk dari organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo.

IDI menyediakan dokter untuk bekerja sama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) memberikan layanan konsultasi pasien isolasi mandiri. Termasuk meresepkan obat-obatan yang dibutuhkan.

Kemudian, kebutuhan perawatan kasus akan dikirimkan melalui tim Satgas dengan melibatkan Babinsa maupun Bhabinkamtibmas kepada kasus bersangkutan. “Sukoharjo ditunjuk menjadi kabupaten rintisan dalam program telemedicine di Pulau Jawa oleh pemerintah,” jelasnya.

Dia mengatakan melalui telemedicine diagnosis pasien Corona akan dipantau intensif oleh dokter. Hasil diagnosis diteruskan mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Langkah ini sebagai upaya menekan angka kasus kematian akibat covid-19.

Sebab tak sedikit kasus kematian terjadi karena keterlambatan penanganan saat pasien menjalani isolasi mandiri. Nantinya dari hasil setiap diagnosis kasus positif dengan gejala sedang hingga berat segera dirujuk ke rumah sakit.

“Jadi jangan sampai sudah kondisi kritis dan berat. Ini upaya kita bersama menekan angka kematian. Menjangkau kasus per kasus dengan cepat untuk mengantisipasi keterlambatan penanganan petugas kesehatan,” katanya.

Baca Juga: PSSI Ultimatum Klub Penunggak Gaji, Termasuk Persis Solo

Yunia mengatakan layanan telemedicine dapat diakses setelah daftar pasien dikirim ke Satgas Covid-19 melalui aplikasi media sosial whatsap (WA). Pasien juga diberikan pilihan kesediaan dilakukan konsultasi dengan dokter. Apabila disetujui, pasien akan langsung dihubungkan dengan dokter melalui sistem.

Dokter yang akan menghubungi pasien melalui WA, memeriksa pasien dengan dibantu oleh petugas Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat guna menentukan diagnosa kondisi pasien. “Mereka akan membantu memberikan laporan kondisi pasien pada dokter hingga pengiriman obat melalui sistem,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya