SOLOPOS.COM - Warung Nasi Goreng Gila Delanggu di Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kabuapten Klaten, Sabtu (11/7/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Rasa pedas nasi goreng di Warung Nasi Goreng Gila di Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah benar-benar gila. Bagi Anda pencinta makanan pedas, warung yang tak jauh dari barat Stasiun Delanggu ini layak dicoba.

Warung Nasi Goreng Gila berdiri di Desa Sabrang sejak lima tahun terakhir. Warung nasi goreng ini sering menjadi rujukan warga Delanggu dan sekitarnya yang ingin mencicipi kuliner dengan rasa super pedas, terutama saat malam hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Satu porsi nasi goreng pedas senilai Rp12.000. Sebagaimana nasi goreng lainnya, nasi goreng buatan Mas Jo, 35, ini memiliki bumbu seperti nasi goreng pada umumnya.

Antisipasi Erupsi Merapi saat Pandemi, Desa Paseduluran di Klaten Dipertemukan

Yang membuatnya beda, Mas Jo menggunakan cabai murni untuk memperoleh rasa pedas. Selain nasi goreng, Mas Jo juga menjual makanan lainnya seperti capcai rebus, capcai goreng, bakmi rebus, dan bakmi goreng. Masing-masing, harganya senilai Rp12.000 per porsi.

Level

"Level pedas di sini dimulai dari level I hingga X. Kalau yang pencinta rasa pedas, biasanya berani pesan hingga level X. Kalau di level itu, cabai uleknya bisa mencapai satu sendok full. Tapi, rata-rata hanya berani memesan level V atau di tengah-tengah. Biar enggak terlalu pedas," kata Mas Jo, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (11/7/2020).

Mas Jo mengatakan pemberian nama Warung Nasi Goreng Gila Delanggu bermula dari keinginannya agar setiap pembeli yang datang tergila-gila. Bukan hanya tergila-gila rasa pedasnya, tapi juga tergila-gila dengan masakannya secara keseluruhan. Dengan begitu, para pembeli dapat kembali lagi ke warungnya di waktu mendatang.

"Saya ini warga asli Brebes. Sebelum membuka warung di sini, saya sempat berjualan nasi goreng di Jakarta. Jadi, saya sudah berpengalaman membikin nasi goreng," katanya.

Pasien Covid-19 Karanganyar Tambah 8, Sembuh 6 Orang

Mas Jo tak sendiri saat berjualan nasi goreng gila. Dirinya ditemani istrinya tercinta, yakni Kusnul, 32.

Mas Jo fokus membikin nasi gila dan menu lainnya yang serba gila. Sedangkan, istrinya melayani pemesanan air minum, seperti teh hangat, es teh, es jeruk, jeruk hangat, dan lainnya.

"Sesuai namanya [nasi goreng gila], rasa pedas di sini memang menjadi khasnya. Dalam sehari, biasanya bisa menghabiskan satu kilogram cabai rawit. Di sini, kami murni menggunakan cabai rawit. Bukan merica. Dengan cabai rawit itu, rasa pedasnya bisa awet," kata Kusnul.

Covid-19

Saat ini penjualan nasi goreng gila sudah berlangsung normal setelah sempat menurun karena pandemi Covid-9. Dalam sehari, Warung Nasi Goreng Gila Delanggu bisa melayani hingga 100 porsi.

"Di awal-awal terjadi pandemi Covid-19 sempat menurun [omzet menurun 50%]. Di awal pandemi, saya sempat merumahkan dua karyawan. Semoga, kondisi ini segera normal kembali. Warga yang membeli nasi goreng saya semakin banyak. Karyawan saya juga bisa kembali ke sini," kata Kusnul.

Salah seorang pelanggan di warung Mas Jo, yakni Umi, 24, mengatakan Warung Nasi Goreng Gila Delanggu sering menjadi alternatif saat dirinya malas memasak di rumah.

"Saya sering beli ke sini [capcai dan nasi goreng]. Biasanya saya pesan yang sedang-sedang saja [rasa pedasnya]. Biar tidak kepedasan saat memakannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya