SOLOPOS.COM - Nasi Ndoreng Khas Kabupaten Demak (Sumber: Jatengprov.go.id)

Solopos.com, DEMAK — Nasi ndoreng adalah kuliner khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang spesial karena biasa disuguhkan saat perayaan Megenggan yang biasanya diadakan di alun-alun. Pada saat itu, nasi ndoreng ini dicari oleh masyarakat karena dianggap membawa keberkahan bagi siapa saja yang memakannya.

Dilanisr dari Jatengprov.go.id, Rabu (13/10/2021), nasi ndoreng ini adalah perpaduan urap dan berbagai bacam sayuran, dicampur dengan botok khas Demak dan disiram dengan saus kacang. Meskipun rasanya biasa, namun ada sejarah dibalik makanan spesial khas Kabupaten Demak ini,

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di masa kejayaannya, nasi ndoreng dikenal sebagai makanan ala rakyat jelata. Saat itu, banyak masyarakat Demak menggemari makanan ini. Namun sekarang, keberadaannya sulit ditemukan karena tergerus zaman. Bahkan kini penjualnya hanya wanita lansia yang memiliki tekad untuk melestarikan makanan leluhur tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ekspor Sayur & Umbi-Umbian di Jateng Tertinggi Se-Indonesia

Nasi ndoreng disebut sebagai makanan rakyat jelata karena bahan makanannya dapat diperoleh dengan mudah dari perkebunan. Bahan-bahannya ada jantung pisang, daun ubi jalar, biji lamtoro, bunga turi, buah melandingan muda, pucuk daun petai cina dan daun singkong.

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan ke dalam nasi kukus. Setelah jadi, hidangan itu disiram dengan sambal kacang yang telah ditumis sebelumnya. Cara menghidangkannyapun disajikan di atas daun pisang yang telah dibuat kerucut atau oleh masyarakat setempat menyebutnya “pincuk”

Seiring berjalannya waktu, eksistensi nasi ndoreng makin terlupakan di tengah munculnya industri kuliner kekinian yang makin menjamur. Walau begitu, salah satu penjaja nasi ndoreng, Lastri terus menjual makanan tersebut dari rumah ke rumah di Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak. Ia bertekad tidak akan berhenti berjualan nasi ndoreng karena sebagai selain mata pencahartian, dia juga ingin melestarikan bdaya masa lalu.

Baca Juga: Demak Terancam Tenggelam, Tapi Krisis Air Bersih, Kok Bisa?

Sebenarnya Lastri lebih sering  mangkal di depan sekolah, meskipun berisi sayuran namun anak-anak usia sekolah dasar menyukainya. Semenjak sekolah ditutup karena masa pademi dan sekolah ditutup, mau tidak mau, dia harus berjalan berkeliling kampungnya menjajakan nasi ndoreng.

Selain Lastri, ada pula penjual nasi ndoreng lain bernama Tianah. Wanita berusia 60 tahun ini selalu magkal di depan rumahnya di Desa Kalikondang, Kecamatan Demak.  Dia sudah berjualan sejak kurang lebih 40 tahun. Berkat berjualan nasi ndoreng ini, Tianah bisa menghidupi sembilan anaknya.

Untuk mendapatkan sepincuk nasi ndoreng, cukup merogoh kocek sebesar Rp2.500. Meskipun harganya sangat murah bagi kalangan menengah ke atas tapi sangat membantu bagi masyarakat marginal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya