SOLOPOS.COM - Suasana pelatihan kegiatan pelatihan pemandu wisata yang digelar Dinas Pariwisata Bantul pada 6-9 September 2021. (Istimewa/Dinpar Bantul)

Solopos.com, BANTUL — Puluhan pemandu wisata alam di Bantul mengikuti pelatihan dari Dinas Pariwisata Bantul. Cara berkomunikasi dan penggunaan teknologi seperti aplikasi PeduliLindungi diajarkan dalam pelatihan tersebut menyusul segera dibukanya kembali objek wisata di Bantul.

Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Annihayah, menyampaikan ada 45 pemandu wisata alam Bantul yang ikut pelatihan. Pelatihan dilakukan selama empat hari, 6-9 September 2021,  termasuk praktik langsung lapangan. “Pelatihan dalam rangka menyiapkan SDM yang mempunyai kapasitas andal dalam melayani wisatawan tentang keunggulan destinasi wisatanya,” tuturnya pada Rabu (8/9/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelatihan pemandu wisata semacam ini bukan lah yang pertama diadakan. Namun pelatihan khusus pemandu wisata alam atau ekowisata, ini menjadi yang pertama. Karena mencakup aspek ekowisata, banyak pemandu wisata berasal dari wilayah selatan yang mengikuti pelatihan ini.

“Peserta lebih banyak dari bagian selatan, dari mulai Dlingo, Imogiri, Kretek, Sanden, dan Srandakan yang mempunyai keunggulan wisata alam,” terangnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 495 Anak di Bantul Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19

Selama pelatihan berbagai aspek kepemanduwisataan dibagikan kepada para peserta. Salah satunya skill dalam memberikan layanan informasi, juga pengetahuan historis suatu tempat.

“Jadi misalnya di tempatnya ada sejarah yang berkaitan dengan budaya Yogyakarta ya mereka bisa mengetahui dari sumber-sumber yang kompeten,”ujarnya.

“Kemudian juga dilaksanakan pelatihan di lapangan, praktik hari ini Turgo. Kemudian besok dilanjutkan di Pantai Selatan,” imbuhnya.

Paham Karakteristik Wilayah

Annihayah menilai pelatihan semacam ini penting bagi pemandu wisata agar mereka bisa menyampaikan keunggulan komparatif dari destinasinya. “Misalkan sama-sama pantai tapi kan karakternya berbeda, potensinya berbeda, agar wisatawan mengeksplor lagi,” tambahnya.

Baca Juga: 495 Anak di Bantul Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19

“Sama seperti Dlingo, publik mengenalnya sebagai wisata alam hutan pinus. Tetapi ternyata di sana ada masyarakat yang bergerak dalam pembuatan kerajinan bambu Muntuk. Kemudian ecoprint yang menggunakan dedaunan untuk dibuat kerajinan di atas kain atau media kanvas, tas maupun septu, itu kan belum dikenal. Itu kita latih juga,” tandasnya.

Nantinya setelah pelatihan, akan dilakukan pendampingan oleh Dinas Pariwisata Bantul untuk melihat sejauh mana para pemandu wisata mampu menginternalisasikan ilmu yang diperoleh. “Walaupun ada kendala belum semua objek wisata dibuka. Jadi ini juga dimonitor selama tiga bulan rencana-rencana kedepannya seperti apa,” ungkapnya.

“Terlebih lagi setelah pembukaan PPKM mereka dibekali dengan pelatihan agar dapat optimal melayani masyarakat siap untuk melanjutkan kegiatan pariwisata yang selama ini berhenti dan siap menyambut wisatawan dengan baik,” imbuhya.

Baca Juga: Mengungkap Misteri Asal-Usul Wajan dan Rantai Raksasa Kuno di Bantul

Oleh karenanya para pemandu wisata alam juga ditekankan dalam penggunaan aplikasi pedulilindungi selain vaksinasi. “Jadi baik pelaku wisata maupun wisatawan sama-sama memiliki aplikasi PeduliLindungi di tangannya masing-masing,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya