SOLOPOS.COM - Karyawan di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). (Bisnis-Abdullah Azzam)

Solopos.com, KLATEN–Peluang berinvestasi di pasar modal masih terbuka lebar. Kabar baiknya, kalangan milenial kian melek berinvestasi di pasar modal.

Guna mendukung program literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menggelar webinar Sekolah Pasar Modal bekerja sama dengan Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten, Senin (18/10/2021). Kegiatan tersebut juga melibatkan Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta dan Phintraco Sekuritas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan itu menghadirkan narasumber Kepala Kantor PT BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza, dan Branch Manager Phintraco Sekuritas, Setiawan Efendi. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Solo, Eko Yunianto, mengatakan webinar tersebut digelar sebagai rangkaian Bulan Inklusi Keuangan.

Baca Juga: Kebun Raya Indrokilo Boyolali Dibuka, Pengunjung Wajib Sudah Divaksin

“Diharapkan dari kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan inklusi keuangan khususnya di kalangan mahasiswa dan dosen,” kata Eko.

Eko menjelaskan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan. Indeks literasi keuangan dari 2019 hingga 2019 meningkat dari sebelumnya 29,66 persen menjadi 38,03 persen. Kemudian indeks inklusi keuangan dari 67,82 persen pada 2016 menjadi 76,19 persen.

“Namun, apabila dilihat dari sektor pasar modal masih relatif rendah 4,92 persen berdasarkan indeks literasi 2019 dan indeks inklusi 1,55 persen,” kata dia.

Baca Juga: Kisah Sukarelawan Klaten, Tak Panik Saat Tahu Terpapar Covid-19

Kondisi itu menunjukkan masih sedikit masyarakat yang menggunakan dan memahami produk pada sektor pasar modal. “Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan pada 2024 sebesar 90 persen. Tentu target yang ditetapkan tersebut menjadi tantangan besar bagi semua pihak. Oleh karena itu kami mengimbau dan mengajak seluruh stakeholder OJK untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk mencapai target inklusi,” kata dia.

Eko melanjutkan berdasarkan identifikasi terhadap pelaku investasi, ternyata 58,82 persen merupakan kalangan milenial (usia di bawah 30 tahun) dengan total aset Rp37,29 triliun. Dari sisi usia 31-40 tahun mencapai 21,64 persen dengan aset Rp86,94 triliun. Usia 41-50 tahun mencapai 10,80 persen dengan aset Rp143,70 triliun.

Sisanya usia 51 tahun ke atas mencapai 8,74 persen dengan aset Rp631,88 triliun. “Berdasarkan capaian itu tentu sudah selayaknya kami berbangga dan mengapresiasi aktivitas ekonomi kaum milenial meningkatkan perkembangan pasar modal Indonesia,” kata dia.

Baca Juga: BPR BKK Wonogiri Laba Capai Rp8,5 Miliar

Perkembangan pasar modal di Soloraya menunjukkan peningkatan jumlah single investor identification (SID) saham yang sudah menembus 73.510 investor dengan jumlah transaksi saham sebesar Rp3712,7 miliar per posisi Agustus 2021 atau naik 29,47 persen dibandingkan posisi yang sama Agustus 2020 sebesar Rp2618,83 miliar. Sementara, berdasarkan demografis SID reksa dana terdapat peningkatan sebanyak 129.688 investor atau naik sebesar 143 persen dibandingkan posisi sama di 2020 hanya tercatat 53.309 investor.

“Peningkatan ini perlu diapresiasi mengingat di masa pandemi antusiasme masyarakat Soloraya ternyata lebih meningkat untuk berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu kami mengimbau fasilitas galeri investasi di Unwidha bisa dimanfaatkan secara optimal,” kata Eko.

Eko mengingatkan ada beberapa hal yang perlu dicermati bersama seseorang berinvestasi di pasar modal. Yakni kenali karakteristik investasi, kenali tujuan investasi, dan kenali produk investasi.

Baca Juga: BPS Kaji Dampak Pandemi Terhadap Pelaku Usaha

“Saat ini banyak beredar penarawan yang menjanjikan return tinggi, bebas risiko, serta mendapatkan bonus perekrutan. saya memohon semua berhati-hati ketika mendapatkan penawaran seperti ini. Pesan saya cek 2L yakni legal dan logis,” kata dia.

 

Terbuka Lebar

Kepala Kantor Perwakilan BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza, mengatakan peluang masyarakat untuk masuk ke pasar modal masih terbuka lebar. “Kabar baiknya saat ini dengan Rp100.000 saja bisa menjadi investor pasar modal Indonesia,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Irfan menyampaikan peluang besar pasar modal syariah dengan risiko yang lebih terjaga. Dia mengatakan pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia luar biasa. “Hampir ada 750 saham di pasar modal Indonesia dengan 450 lebih diantaranya kategori syariah,” kata dia.

Baca Juga: Terdampak Tol Solo-Jogja, Lahan Kas Desa di Klaten Malah Bertambah

Irfan menjelaskan saat ini ada 740 perusahaan tercatat di BEI yang sahamnya bisa dibeli. Peluang menjadi investor pasar modal masih terbuka lebar. “Kalau berpikir positif peluang sangat luar biasa. Investor pasar modal baru 6,1 juta investor. Angka terakhir September 6,6 juta investor dan 3 juta investor diantaranya investor saham. Dan itu pun komposisi 45 persen dimiliki oleh asing,” kata dia.

Dalam webinar tersebut, Branch Manager Phintraco Sekuritas Soloraya, Setiawan Efendi, membagikan tips berinvestasi saham. Dia mengatakan untuk memilih saham prospektif bisa dilakukan dengan tiga hal yakni melakukan riset analisis fundamental, serta analisis teknikal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya