SOLOPOS.COM - Warga di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen mengambil air bersih bantuan Pemkab Sragen. Foto diambil belum lama ini. (Istimewa/Sumadi)

Solopos.com, SRAGEN — Tiga desa di Sragen mengalami kiris air bersih akibat kekeringan. Warga di tiga desa tersebut kini mengandalkan bantuan air bersih dari Pemkab dan sumbangan warga.

Kepala Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sumadi, mengatakan ada sebagian wilayahnya yang mengalami krisis air bersih. Yakni di Dukuh Kowang. Ini akibat hujan yang sudah tak lagi turun dalam waktu lama. Krisis air bersih ini sudah berlangsung sekitar dua bulan. Ada lebih kurang 500 keluarga yang terdampak bencana kekeringan di dukuh ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Setiap tahun memang kekeringan. Ada sumur-sumur kecil rembesan yang biasa dimanfaatkan warga, tetapi kering saat kemarau. Kedalaman sumur rata-rata 14 meter sampai 16 meter,” kata dia, Sabtu (16/10/2021).

Baca Juga: Punya Wilayah Rawan Longsor, Musuk Dijadikan Desa Tangguh Bencana

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan kondisi lahan pertanian juga tidak ditanami tanaman pada bulan ini. Pemerintah Desa Ngargotirto yang biasanya mengalokasikan anggaran dana desa untuk bantuan air bersih, kali ini tak bisa. Lantaranya ada kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 dan bantuan langsung tunai tahun ini.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, menurut Sumadi, warga Dukuh Kowang bergantung pada pasokan bantuan air bersih dari Pemkab Sragen. Banuan air bersih juga datang dari Pemerintah Kecamatan Sumberlawang, sukarelawan, dan masyarakat. Sejauh ini, bantuan itu bisa mencukupi kebutuhan dasar warga yang krisis air bersih.

krisis air bersih sragen
Petugas menyalurkan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Foto diambil belum lama ini. (Istimewa/Sumadi)

Lebih jauh, Sumadi menjelaskan berbagai upaya di Kowang telah dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih. Antara lain membangun sejumlah sarana penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Namun, pembangunan tiga pamsimas dinilai gagal sebab tidak berfungsi saat kemarau.

Ihwal Setoran di Balik Pemecatan Wagiman Jadi Pengelola Pasar Sekulak

“Sudah ada upaya pemerintah desa dan kabupaten membuat Pamsimas dalam tetapi usahanya selalu gagal. Karena sulitnya mata air. Mencari mata air yang cukup benar-benar sulit,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, mengklaim kekeringan pada musim kemarau ini masih terkendali. BPBD menyalurkan air bersih ke tiga desa, yakni Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri; Desa Galeh, Kecamatan Tangen; dan Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.

“Karena ini musim kemarau basah jadi informasi dari teman-teman tidak separah pada 2019. Sebagai perkiraan akan masuk musim penghujan lagi mulai dasarian kedua bulan Oktober,” ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Orang yang Gantungkan Hidup dari Sampah di TPST Manding Sragen

Agus mengatakan BPBD akan melaksanan monitoring dan evaluasi (monev) wilayah terdampak kekeringan lainnya pekan depan. Hasil monev tersebut untuk menentukan sasaran penyaluran air bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya