SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua dari kiri) bersama Puan Maharani melakukan panen raya padi yang menggunakan pupuk organik dari limbah ciu (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua dari kiri) bersama Puan Maharani melakukan panen raya padi yang menggunakan pupuk organik dari limbah ciu (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua dari kiri) bersama Puan Maharani melakukan panen raya padi yang menggunakan pupuk organik dari limbah ciu (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani di Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo mengembangkan pupuk organik dari limbah ciu (etanol). Pengembangan itu membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama Ketua Fraksi PDIP DPR Puan Maharani, Sabtu (12/10/2013), datang ke desa tersebut untuk panen raya padi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan pengusaha ciu (etanol) dan petani di Sukoharjo sudah cukup lama bersitegang. Hal ini dikarenakan pembuangan limbah yang dianggap mengganggu lahan pertanian.

Ia bersyukur limbah ini akhirnya dapat diolah oleh PT Rizqi Semesta menjadi pupuk organik. Setelah melalui proses yang panjang, pupuk organik tersebut akhirnya jadi dan diujicobakan.

Hasil uji coba di Kecamatan Bendosari, Mojolaban menunjukkan hasil yang positif. Pupuk organik bernama Ciu Nik ini diklaim bermanfaat mengembalikan kesuburan tanah yang sudah terkontaminasi penggunaan pupuk kimia berlebihan. Sehingga hasil panen padi dapat meningkat menjadi 2 ton/hektare.

“Pengusaha etanol dan petani sudah lama penthung-penthungan karena masalah limbah. Ternyata barang yang dulunya jadi masalah sekarang bisa menjadi pupuk. Kami berharap Ciu Nik ini bisa go public dan dipasarkan di luar Sukoharjo,” ujarnya di sela-sela panen raya, Sabtu.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengapresiasi hasil penelitian yang dilakukan Pemkab Sukoharjo dan pihak ketiga ini. Ia berharap padi yang dikembangkan dengan pupuk organik ini, produktivitasnya dapat meningkat. Sehingga penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisasi.

“Saya imbau petani untuk bergeser ke organik karena ternyata olahan limbah ciu ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan bisa menjadi gerakan go green,” ungkapnya.

Ketua Fraksi PDIP DPR RI, Puan Maharani, juga berharap temuan baru tersebut dapat mengurangi ketergantungan pupuk kimia pada petani. Sehingga yang dibenahi tidak hanya dari tanaman tetapi juga dari tanah.

“Petani masih banyak tergantung pada pupuk impor. Temuan ini mungkin bisa menjadi alternatif supaya ketergantungan terhadap pupuk berkurang,” cetus dia.

Sementara itu, petani padi Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Sandi, 60, mengatakan selama ini limbah ciu memang menjadi momok bagi para petani. Sawah yang terkena aliran pembuangan limbah ciu, tanahnya menjadi kurang subur. Namun, saat digunakan dalam kadar yang cukup, limbah ciu memang dapat menggemburkan tanah. Saat ini, ia memang belum menggunakan Ciu Nik untuk mengembangkan tanaman padi. Setelah mendengarkan pemaparan, ia tertarik dan akan mencoba pada musim tanam tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya