SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pembudidayaan Ikan Lele (Instagram/@dewandaru_farm)

Solopos.com, MAGELANG — Dampak erupsi Gunung Merapi yang terjadi selama sepekan terakhir ini juga dirasakan oleh para perani bibit ikan, khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang karena wilayah tersebut merupakan salah satu yang diguyur hujan abu vulkanik yang cukup banyak.

Mengutip dari Beritamagelang.id, Minggu (22/8/2021), salah satu anggota kelompok petani bibit ikan Mina Mitra Manunggal, Dusun Wiropati, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Pujino mengatakan bahwa kelompoknya membudidayakan bibit ikan lele di kolam terbuka namun karena terkena guyuran abu vulkanik Merapi mengakibatkan bibit ikan tersebut banyak yang mati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menambahkan bahwa sebelum ada guyuran abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, bibit-bibit lele yang dia budidayakan sehat-sehat namun beberapa jam setelah abu vulkanik mengguyur, banyak bibit yang mati karena air mengandung belerang.

Baca Juga : Viral! Pakai Pakaian Adat, DJ Cilik Magelang Beraksi di Jalanan

Menurut Pujiono,  satu induk lele dapat menghasilkan 40 bibit ikan, dan saat ini tinggal25 ribuan yang masih hidup. Sedangkan 40% dari total bibit sudah mati karena terpapar abu vulkanik Gunung Merapi. Dalam kelompok pembudi daya Ikan Mina Mitra Manunggal, Dusun Wiropati, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, terdapat 18 kolam produktif. Namun karena dalam kondisi terbuka dan terkena paparan abu vulkanik menyebabkan 40% bibit ikan mati.

Sebagai antisipasi, Pujiono beserta kelompok petani bibit ikan lele lainnya melakukan panen dini. Meskipun belum genap 40 hari, namun Pujino mengatakan bahwa ikan lele yang dipanen sudah benar-benar siap untuk dijual.

Sementara itu, Penyuluh Perikanan Dispeterikan Kabupaten Magelang, Wahyu Hidayat Furqon, yang bertugas di Kecamatan Candimulyo, Pakis dan Ngablak mengatakan dampak abu vulkanik terhadap ikan membuat daya hidup menjadi berkurang karena kandungan abu vulkanik. Dirinya menjelaskan bahwa abu vulkanik bisa menyebabkan jamur, sulfur dan kandungan asam sehingga kualitas air menjadi turun.

Baca Juga : Pertanian di Kabupaten Magelang Gagal Panen Akibat Abu Merapi

Untuk kandungan air, normalnya mengandung PH normal 7, namun karena paparan dari abu vulkanik membuat kandungan PH normalnya turun menjadi 4-5 lebih asam sehingga membuat risiko kematian tinggi. Sebagai solusi antisipasi hujan abu vulkanik, Wahyu menyarankan untuk dibuatkan atap menggunakan plastik UV sehingga kolam masih mendapat paparan sinar matahari.

Dia menyarankan memilih atap dengan bahan plastik UV karena cahaya matahari tidak langsung mengenai kolam sehingga tidak menyebabkan lumut. Selain itu, Wahyu juga menyarankan obat untuk jamur ikan, probiotik atau vitamin. Sedangkan untuk mengatasi PH rendah petani bisa memakai garam dan air kolam juga harus  diganti 20-30 persen dan dengan sirkulasi air debit kecil.

Sebelumnya, seperti yang sudah diberitakan Solopos.com, guyuran hujan abu dari erupsi Gunung Merapi ini juga berdampak cukup parah sektor bidang pertanian karena banyak lahan pertanian warga yang terguyur oleh hujan abu vulkanik tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, mengatakan meskipun belum terhitung jumlah kerugiannya, namun paparan abu vulkanik ini sudah pasti mengakibatkan para petani gagal panen karena banyak tanaman panen yang rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya