SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BOYOLALI–Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Boyolali mengakui minimnya pasokan bawang merah dan bawang putih di pasaran beberapa waktu terakhir ini. Bahkan dalam sepekan terakhir, minimnya pasokan itu berimbas pada melambungnya harga kedua komoditas tersebut hingga lebih dari 100 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan solopos.com di Pasar Kota Boyolali, Senin (11/3/2013), harga awang merah yang semula sekitar Rp15.000/kilogram (kg)-Rp17.000/kg, kini menjadi sekitar Rp40.000/kg-Rp45.000/kg. Sedangkan harga bawang putih menjadi Rp48.000/kg, dari sebelumnya sekitar Rp25.000/kg-Rp27.000/kg.

”Bahkan bawang putih yang kating harganya bisa sampai Rp52.000/kg,” ungkap salah seorang pedagang Pasar Kota Boyolali, Marminah, ketika ditemui wartawan di pasar setempat, Senin.

Marminah juga mengakui selain harganya naik, pasokan baik bawang merah maupun bawang putih saat ini minim. Sehari-hari, Marminah mengatakan dirinya memperoleh pasokan kedua komoditas itu dari pemasok yang kulakan di Pasar Legi Solo.

“Katanya barangnya memang tidak ada atau sedikit jumlahnya,” tuturnya.

Marminah menduga faktor cuaca buruk menjadi salah satu penyebab minimnya pasokan bawang tersebut. Diakuinya, musim hujan bisa saja menyebabkan petani bawang mengalami gagal panen.

”Katanya tidak hanya bawang merah dan bawang putih dari luar kota seperti Brebes dan Surabaya yang pasokannya sedikit, tapi bawang merah dari lokal Boyolali, atau yang disebut bawang gunung, juga stoknya sedikit, sehingga pasokan bawang ke pasar di Boyolali juga sedikit,” ungkapnya.

Bahkan bawang merah lokal itu pun diakui pedagang, juga ikut naik harga. Bila harga bawang merah lokal di pasaran sekitar Rp10.000/kg, saat ini naik Rp25.000/kg hingga harganya menjadi Rp35.000/kg.

“Harga bawang saat ini bukannya naik, tapi ganti harga,” tandasnya.

Menurut keterangan beberapa pedagang, dalam sehari, pasokan mencapai enam kuintal untuk seluruh pedagang sembako di dalam pasar Boyolali Kota. Namun kini, pasokannya menurun hanya menjadi dua kuintal.

Terpisah, melambungnya harga bawang merah tersebut diakui terjadi juga di tingkat petani bawang di kawasan lereng Gunung Merapi.

Petani Desa Wonodoyo yang juga Kepala Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Bambang Widodo, menuturkan di tingkat petani, harga bawang merah dari semula hanya Rp5.000/kg, naik lebih dari 100 persen, menjadi sekitar Rp12.000/kg. Bambang juga mengakui pasokan bawang merah dari sejumlah daerah penghasil bawang merah seperti Brebes, turun drastis. Sementara di sisi lain, permintaan bawang merah justru meningkat. ”Beberapa bulan terakhir ini kan banyak orang yang mempunyai hajatan, sehingga permintaan pasar naik dan mendongkrak harga di pasaran,” terangnya.

Namun menurut Bambang, kondisi tersebut justru menguntungkan bagi petani bawang.

Hal senada diungkapkan petani lain, Riyanto, 35. “Biasanya harga bawang merah di tingkat petani paling tinggi Rp5.000/kg hingga Rp6.000/kg. Jadi kalau sekarang di tingkat petani saja harganya sudah naik, petani bisa ambil untung lebih besar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya