SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja tengan memotong pohon di pinggir jalan, Senin (30/8). Kegiatan ini bagian dari land clearing untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo. (harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN — Kegiatan land clearing atau pembersihan lahan untuk pembangunan Tol Jogja-Solo dipercepat. Sejak 23 Agustus 2021 lalu, pihak pemrakarsa pembangunan jalan tol tersebut sudah melakukan pembersihan lahan ini begitu proses pembayaran ganti rugi selesai.

“Iya betul [land clearing] sudah dilakukan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PBJH) Jogja-Solo, Wijayanto, saat dikonfirmasi Harian Jogja (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia), Senin (30/8/2021).

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Semula, pembersihan lahan setelah Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) membayar uang ganti kerugian (UGK) bagi warga Kadirojo 1 dan Cupuwatu 2, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Alasannya, area Cupuwatu 2 merupakan area terdekat dengan jalan sehingga dinilai akan memudahkan akses jalan masuk ke lokasi proyek.

Namun dengan berbagai pertimbangan, kontraktor kemudian memulai kegiatan pembersihan lahan di lokasi yang akan dibangun simpang susun (junction), yakni Temanggal 2. “Ya tidak masalah kalau land clearing dimulai dari Temanggal 2, sebab lokasinya sudah dibebaskan juga dan warga juga tahu soal itu,” katanya.

Baca Juga: Ini Deretan Pengembangan Sumber Energi Baru Terbarukan di Jawa Tengah

Hal senada disampaikan Manajer Humas PT JMM, Rachmad Jasiman.  Ia mengatakan kegiatan land clearing yang sudah berjalan di Temanggal 2. Hanya, Rachmad belum dapat menjelaskan lebih jauh terkait kegiatan tersebut. “Iya (sudah berjalan) tapi masih sedikit (lahan yang dibersihkan),” ujarnya.

Dari pantauan Harian Jogja di lokasi proyek, beberapa pekerja tengah memotong pepohonan yang berdiri di pinggir jalan, Senin. Tampak di sisi utara dan selatan jalan Cupuwatu tersebut dipasang tanda peringatan adanya pengerjaan proyek.

Sebagian pekerja membersihkan dahan dan pepohonan yang sudah tumbang. Tidak terlihat alat berat di sekitar lokasi saat itu. Area yang dibersihkan memang masih sedikit dan didominasi oleh lahan pertanian dan sebagian kolam ikan milik warga yang sudah diganti rugi.

Di sisi lain, beberapa rumah warga yang terdampak pembangunan jalan tol tersebut juga sebagian sudah membongkar rumahnya. Sebagian rumah milik warga terdampak masih terlihat berdiri dan tidak terganggu dengan kegiatan pembersihan lahan tersebut.

Baca Juga: Ini 4 Daerah di Jateng yang Tak Kebagian Jatah Vaksin Covid-19 Padahal Sangat Membutuhkan

Pembersihan lahan Tol Jogja-Solo
Pembersihan lahan Tol Jogja-Solo. (harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Salah seorang warga Temanggal 2 yang terdampak Tol Jogja-Solo, Yosef Laba, mulai membongkar rumah yang ia huni selama sembilan tahun terakhir. Sejumlah tukang, sedang menurunkan genting. “Ya bagian rumah seperti kusen, pintu, jendela dan genting masih bagus. Masih bisa dimanfaatkan untuk membangun rumah,” kata Yosef kepada Harian Jogja.

Dia mengaku membongkar rumah bukan karena kegiatan land clearing sudah berjalan. Selain ia sudah menerima UGK, Yosef saat ini sedang membangun rumah di sebelah Barat Kantor Kalurahan Purwomartani. “Makanya hari ini (kemarin) mulai saya bongkar untuk rumah saya di sana. Lahannya lebih luas di sana,” kata Yosef.

Tunggu Pembayaran

Staff Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen, Galih Alfandi, mengatakan setelah proses kegiatan musyawarah warga untuk Kadirojo 1 dan Cupuwatu 2 selesai, proses selanjutnya menunggu pembayaran UGK untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo.

Setelah validasi data dari BPN terbit, Satker akan mengeluarkan SPP (Surat Perintah Pembayaran) kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). “Targetnya sebulan dua bulan. Begitu keluar validasi kami buat SPP ke LMAN untuk pencairan,” ujarnya.

Adapun kegiatan musyawarah warga untuk Tol Jogja-Bawen akan dilanjutkan bagi warga Margodadi, Seyegan. Namun, untuk jadwal kegiatan musyawarah warga Margodadi masih menunggu ketersediaan anggaran.

Baca Juga: Dandan Kali, Upaya Warga Lereng Merapi di Klaten Merawat Sumber Air

“Di Margomulyo 129 pemilik bidang setuju dengan besaran UGK. Setelah Margomulyo selesai pekan lalu, rencana kami lanjutkan ke Margodadi, tapi masih tentatif menunggu ketersediaan anggaran,” katanya.

Selama kegiatan musyawarah warga dan pembayaran UGK baik untuk tol Jogja Solo maupun Jogja Bawen, kata Galih, seluruhnya digelar sesuai protokol kesehatan. Setiap peserta selain wajib menggunakan masker, sebelum masuk ke area pertemuan diwajibkan mengikuti uji swab Antigen.

“Saat musyawarah warga di Margomulyo, ada tiga warga yang hasil swabnya menunjukkan positif Covid-19. Mereka kami pulangkan dan acara diwakilkan oleh istri atau suami yang bersangkutan yang negatif Covid 19,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya