SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat (Dok/JIBI)

Pembunuhan Bantul saat ini masuk dalam tahapan pemeriksaan saksi.

Harianjogja.com, BANTUL-Pembunuhan sekaligus perampokan di kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) di Dusun Karangjambe, Banguntapan, Bantul, Senin (30/11/2015) lalu diduga dilakukan orang dalam. Polisi tengah memeriksa jejak sidik jari yang ditemukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul Ajun Komisaris Polisi (AKP) Muhamad Kosim Akbar Bantilan menyampaikan polisi kini fokus memeriksa sejumlah saksi dari orang dalam kampus. Mulai dari pimpinan lembaga hingga karyawan.

Selain saksi dari unsur kampus, pemeriksaan juga mengarah ke orang-orang dekat korban. Pemeriksaan ini untuk memastikan apakah ada faktor lain yang mengakibatkan korban dibunuh selain diduga karena perampokan. (Baca Juga : PEMBUNUHAN BANTUL : Pembunuh OB Kampus AKRB, Pelaku Jebol Dinding Kampus)

Total sudah ada empat saksi dari pihak kampus yang diperiksa polisi. Kepolisian Bantul melibatkan Polda DIY untuk menguak kejadian ini. Polda terlibat untuk mengendus sidik jari pelaku.

“Yang punya alat untuk melakukan uji forensik seperti itu hanya Polda DIY, mereka yang punya alatnya,” tuturnya.

Saat olah tempat kejadian perkara, polisi mengetahui pelaku meninggalkan banyak sidik jari.

“Pelaku mengobrak-abrik ruangan, uang di laci diambil sama dia,” jelasnya lagi.

Ruangan yang diobrak-abrik pelaku merupakan ruang bagian keuangan, sementara posisi korban yang tewas ditemukan di ruangan perpustakaan.

Witarno pada Senin pagi ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kampus AKRB. Ia diduga dihabisi antara Minggu (29/11/2015) malam hingga Senin dinihari. Korban terakhir kali diketahui masih hidup pada Minggu malam sekitar Pukul 21.45 WIB. Office Boy (OB) sekaligus penjaga malam kampus AKRB itu pada Minggu malam diantar pulang oleh kakaknya Ngapsori dari Magelang, Jawa Tengah ke tempat tinggalnya di salah satu ruangan di kampus AKRB.

Staf kampus AKRB Marsono mengatakan, aktivitas di lembaganya tetap berjalan seperti biasa kendati telah terjadi insiden pembunuhan di kampus ini.

“Enggak ada libur, mahasiswa tetap masuk,” tutur Marsono singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya