SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengambilan sampel air liur atau saliva dalam tes Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Pemerintah Kota Jogja akan menerapkan metode baru dalam tes Covid-19, yakni dengan pengambilan sampel air liur atau saliva. Metode ini pun diyakini akan lebih bisa diterima masyarakat, terutama anak dan warga lanjut usia (lansia).

Dengan metode saliva ini, Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti, pun berharap jumlah testing Covid-19 tetap tinggi. Testing yang tinggi, menjadi bagian dari upaya penanganan Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Metode tes PCR swab dengan mengambil sampel dari hidung dan mulut terkadang membuat banyak orang merasa tidak nyaman, khususnya anak-anak dan lansia. Makanya kami akan kenalkan metode baru,” kata Haryadi, Rabu (13/10).

Baca juga: Menghadirkan Semangat Sekaten, Pemkot Jogja Gelar Sekati YK Ing Mall

Metode baru yang dimaksud itu yakni dengan menggunakan sampel air liur, atau saliva. Sehingga harapannya membuat pasien yang diambil sampelnya untuk dites lebih nyaman, terutama lansia dan anak-anak.

“Dengan demikian, kami tetap bisa melakukan testing yang lebih baik. Rencana, pekan depan akan kami kenalkan,” kata Haryadi.

Wali Kota Jogja mengatakan meski angka penularan Covid-19 di wilayahnya sudah rendah, tracing dan testing tetap perlu ditingkatkan untuk memastikan penularan Covid-19 bisa terkendali.

Apabila dalam tracing terdapat warga yang positif Covid-19, maka Pemkot Jogja mendorong untuk isolasi di selter. Meski kasus Covid-19 sudah rendah, Pemkot Jogja tetap operasional dua selter yang dimiliki.

Baca juga: Pengumuman! Tak Ada Kasus Covid-19 dari PTM di Jogja

Menurut Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, di Selter Bener, Tegalrejo, Jogja tersisa lima warga yang menjalani isolasi. Sementara di Selter Gemawang, Sleman sudah kosong. Meski sudah kosong, Selter Gemawang belum akan ditutup.

“Dua shelter masih kami operasionalkan. Satu selter [Bener] masih menerima yang terpapar, satunya lagi [Gemawang] masih dijaga,” kata Heroe.

“Kami ingin kalau ada kasus baru langsung dibawa ke selter. Tidak menutup selter karena kalau ada kasus baru, kami upayakan bisa masuk ke selter.”

Meski selter Gemawang sudah kosong, masih ada penjagaan dari petugas keamanan. Tenaga kesehatan yang sebelumnya bertugas sudah ditarik. “Misal Bener penuh, Gemawang bisa langsung buka,” kata Heroe. “Sebab isolasi mandiri masih belum efektif, misal ada kasus kami dorong ke selter.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya