SOLOPOS.COM - Pemohon SIM di Satpas SIM Polres Kudus. (Antara)

Solopos.com, KUDUS – Jumlah pemohon pembuatan surat izin mengemudi (SIM) di Kabupaten Kudus, masih cukup tinggi meskipun ada pembatasan tempat duduk antrean. Mengutip Antara, Senin (28/6/2021), aturan protokol kesehatan diterapkan dengan ketat untuk menghindari penularan Covid-19 pada masa pandemi.

Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma melalui Kasat Lantas AKP Galuh Pandu Pandega mengtakan hingga saat ini, pelayanan pembuatan SIM masih dilayani. Namun, pemohon harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat untuk menjaga agar tidak tertular virus corona.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebelum masuk ke Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM Polres Kudus, setiap pemohon SIM wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Baca Juga : Sukun Perbaiki Laboratorium Biomolekuler RSUD Kudus

Bahkan, kata dia, ketika pemohon terlalu banyak, pintu masuk ke ruang tunggu akan ditutup sementara, sementara pemohon lain diminta antre di luar dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Dalam rangka menyambut HUT Ke-75 Bhayangkara, setiap pemohon SIM mendapatkan pelayanan vaksinasi secara gratis. Inovasi ini sebagai bentuk dukungan Polres Kudus dalam membantu masyarakat memperoleh vaksinasi dengan baik dan cepat.

Terlebih, dalam 2 bulan terakhir ini Kudus memasuki zona merah sehingga percepatan vaksinasi sangat dibutuhkan guna mewujudkan 70 persen herd immunity (kekebalan kelompok). "Selain itu, kami juga memberikan cendera mata bagi masyarakat yang selesai divaksin mendapatkan tumbler," katanya.

Baca Juga : Terminal Induk Jati Kudus Sepi Terimbas Pandemi-19

Salah satu pemohon SIM, Vina Ayu Maulia, melakukan permohonan SIM di tengah pandemi karena bagian dari mematuhi tata tertib berlalu lintas. Terkait dengan vaksinasi gratis, Vina menilai bagus karena masyarakat yang belum ada kesempatan vaksin sekalian ikut vaksin karena demi membentuk kekebalan tubuh dari serangan virus corona.

Ia mengakui baru mengetahui ada program vaksinasi juga ketika mengurus SIM. Pantauan di Kantor Satpas SIM Polres Kudus, pemohon SIM terlihat masih banyak dan semuanya wajib mematuhi prokes dan jaga jarak. Pelayanan selama pandemi mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB untuk Senin-Kamis dan Jumat pukul 08.00-11.00 WIB dan Sabtu pukul 08.00-11.00 WIB.

 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

DBD Mengganas, 7 Warga Sukoharjo Meninggal Dunia

DBD Mengganas, 7 Warga Sukoharjo Meninggal Dunia
author
Rohmah Ermawati Jumat, 10 Mei 2024 - 08:05 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sukoharjo kian ganas. Selama periode Januari-April 2024, total jumlah penderita DBD sebanyak 280 orang dan tujuh penderita di antaranya  meninggal dunia.

Penyakit DBD menjadi atensi serius pemerintah daerah lantaran tingginya kasus penyakit menular itu sejak dua-tiga bulan terakhir. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo terus berupaya melakukan pencegahan untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tidak hanya kalangan anak-anak, virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk aedes aegypti juga menjangkiti remaja dan orang dewasa. Mereka mengalami gejala seperti demam tinggi, mual, dan muntah serta nyeri otot dan persendian.

“Selama periode Januari-April, ada 280 kasus DBD di Sukoharjo. Tujuh penderita DBD meninggal dunia,” kata Kepala DKK Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Jumat (10/5/2024).

Koran Solopos

Tuti, sapaan, akrabnya, ketujuh penderita DBD yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari, Nguter, Mojolaban, Bulu, dan Weru. Sebagian besar penderita DBD yang meninggal dunia merupakan anak-anak.

Dia mencatat kasus DBD hampir merata muncul di setiap kecamatan di Kabupaten Jamu. “Kasus DBD paling banyak di wilayah Weru, yakni 78 kasus dengan dua penderita meninggal dunia. Kemudian, disusul Tawangsari dengan 51 kasus dan satu penderita meninggal dunia,” ujar dia.

Lebih jauh, DKK Sukoharjo telah berkoordinasi dengan puskesmas di setiap kecamatan untuk menggerakkan masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayahnya masing-masing.

Emagazine Solopos

Gerakan PSN dinilai paling efektif dalam mencegah penularan penyakit DBD dengan membasmi telur nyamuk.di lingkungan rumah, sekolah dan pabrik. Masyarakat diberdayakan  menjadi kader kesehatan untuk membersihkan telur-telur nyamuk di lingkungan rumahnya masing-masing.

Petugas juru pemantau jentik (jumantik) di setiap desa/kelurahan juga dioptimalkan untuk mencegah merebaknya DBD.

“Paling efektif mengintensifkan gerakan PSN untuk membasmi jentik-jentik nyamuk. Paling tidak di lingkungan tempat tinggal. Bak mandi dibersihkan secara rutin. Selokan air di sekitar rumah juga dibersihkan,” ujar dia.

Interaktif Solopos

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani juga menaruh perhatian terhadap perkembangan kasus DBD di Sukoharjo. Etik mendorong agar masyarakat diberdayakan menjadi kader kesehatan untuk membersihkan jentik-jentik nyamuk di lingkungan rumahnya masing-masing.

Warga bisa membersihkan bak mandi, perabotan rumah tangga di halaman rumah maupun selokan air yang mampat sehingga menimbulkan genangan air.

Bila genangan air di area rumah tidak dibersihkan berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk. “Jangan lupa juga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa diterapkan saat beraktivitas sehari-hari. Ini juga penting untuk mencegah agar tidak menderita sakit,” urai dia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Harga Daging Ayam di Solo Meroket Jadi Rp40.000/Kg, Ini Kata Peternak

Harga Daging Ayam di Solo Meroket Jadi Rp40.000/Kg, Ini Kata Peternak
author
Anik Sulistyawati Jumat, 10 Mei 2024 - 08:04 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging ayam. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Harga daging ayam di Kota Solo terus meroket hingga mencapai Rp40.000/kilogram (kg). Kenaikan harga daging ayam telah terjadi sejak sepekan lalu.

Kepala Pasar Legi Solo, Nur Rahmadi menguraikan per sejak Senin-Rabu (6-8/5/2024), harga daging ayam dibanderol seharga Rp40.000/kg dan telur ayam ras turun dari Rp29.000/kg menjadi Rp28.500/kg.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Padahal pekan lalu, harga daging masih dibanderol dengan harga Rp37.000/kg dan telur ayam ras seharga Rp27.000.kg. Nur menguraikan harga daging ayam sempat di angka Rp35.000/kg pada akhir April 2024.

“Ya [daging ayam] semingguan ini memang naik,” terang Nur, saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (9/5/2024).

Koran Solopos

Lebih lanjut Nur menguraikan saat ini harga cabai merah besar sebesar Rp40.000/kg, cabai merah keriting sebesar Rp35.000/kg, cabai rawit merah sebesar Rp18.000/kg, dan cabai rawit hijau Rp18.000/kg.

Beberapa jenis cabai mengalami penurunan harga dibandingkan akhir April 2024 lalu. Sebelumnya, harga cabai merah besar sebesar Rp55.000/kg, cabai merah keriting sebesar Rp42.000/kg, cabai rawit merah sebesar Rp22.000/kg, dan cabai rawit hijau Rp13.000/kg.

Kepala Pasar Nusukan Solo, Giyarto mengatakan saat ini daging ayam dibanderol dengan harga Rp38.000/kg sedangkan harga telur ayam ras seharga Rp29.000. Untuk harga cabai merah besar sebesar Rp40.000/kg, cabai merah keriting sebesar Rp40.000/kg, cabai rawit merah sebesar Rp20.000/kg, dan cabai rawit hijau seharga Rp20.000/kg.

Emagazine Solopos

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah (Jateng) membeberkan pemicu kenaikan harga daging ayam tersebut. Ketua Pinsar Jateng, Parjuni menjelaskan memang ada kekosongan stok di kandang peternak seusai Lebaran lalu.

“Kenaikan harga daging ayam ini memang karena waktu sebelum Lebaran kandang yang kosong, jadi isinya berkurang 25% hingga 30% dari kondisi normal. Panen hingga minggu depan posisi masih kosong, jadi stok berkurang dan harganya naik,” terang Parjuni.

Harga daging ayam akan konsisten tinggi hingga pekan depan dan akan mulai turun mulai 20 Mei 2024. Saat Lebaran, banyak peternak yang tidak menetaskan telur secara rutin, mereka hanya menetaskan telur ketika ada pesanan. Hal inilah yang membuat stok daging ayam berkurang dan memicu kenaikan harga di pasar.

Interaktif Solopos



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Zulhas Sebut Penambahan Nomenklatur Kementerian Ide Bagus tapi Hak Presiden

Zulhas Sebut Penambahan Nomenklatur Kementerian Ide Bagus tapi Hak Presiden
author
Newswire , 
Anik Sulistyawati Jumat, 10 Mei 2024 - 07:53 WIB
share
SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, seusai bersilaturahmi dengan pengurus pusat Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) di Solo, Rabu (12/7/2023). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut wacana penambahan nomenklatur kementerian di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan ide yang bagus.

“Saya kira karena dunia terus berkembang, keadaan terus berkembang, jadi kalau mau ditambah nomenklaturnya itu bagus,” kata Zulhas saat ditemui usai Workshop dan Rakornas PAN Pemenangan Pilkada 2024 di Jakarta, Kamis (9/5/2024) malam.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Zulhas, Indonesia merupakan negara besar dengan berbagai tantangan yang dimiliki, sehingga penambahan nomenklatur merupakan hal yang bagus. Namun begitu, dia menyebut ditambah atau tidaknya kementerian merupakan hak Prabowo Subianto selaku presiden terpilih.

“Itu haknya presiden terpilih, ya. Tetapi negara Indonesia yang besar, kita belasan ribu pulau, penduduk hampir 280 juta lebih, dan segala masalah yang ada; kalau perlu diperbanyak, ditambah nomenklatur, saya kira itu juga bagus,” ucapnya seperti dilansir Antaranews.

Koran Solopos

Sementara itu, mengenai kader PAN yang siap untuk masuk ke dalam kabinet mendatang, Zulhas mengakui sudah ada beberapa nama. Dia menyebut nama Yandri Susanto, Asman Abnur, Eddy Soeparno, dan Saleh Partaonan Daulay.

“Ada Yandri, ada Pak Asman, ada Eddy Soeparno, ya, kan … ada Pak Saleh Daulay, banyak ya,” kata dia.

Namun, dia menyerahkan pengisian posisi menteri itu sepenuhnya kepada presiden terpilih. “Bahwa nanti soal menteri itu hak penuhnya prerogatif presiden terpilih, terserah kepada beliau. Kalau kader PAN kan banyak yang hebat-hebat,” ujarnya.

Adapun Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay, ketika memimpin doa di awal acara rakornas tersebut, mengatakan bahwa PAN merupakan partai yang paling setia, loyal, teguh, dan konsisten untuk mendukung Prabowo Subianto agar menjadi Presiden RI.

Saleh mengatakan pihaknya meyakini Prabowo telah berencana untuk memberikan beberapa posisi di kabinet mendatang bagi kader PAN. Namun, PAN berdoa agar Prabowo memberikan lebih banyak posisi dari yang diperkirakan.

“Sebagai insan yang beriman, tentu hal itu sangat kami syukuri. Namun demikian, kami tentu akan lebih berterima kasih dan bersyukur lagi andai kata amanah yang diberikan kepada kami bisa lebih banyak dari apa yang kami perkirakan selama ini,” kata Saleh.

Emagazine Solopos

Tidak Efektif

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai isu penambahan nomenklatur kementerian menjadi 40 pada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang akan membuat pemerintahan menjadi gemuk sehingga tidak efektif.

“Menurut saya enggak tepat karena kan pemerintahan menjadi gemuk, jadi nanti malah tidak efektif,” kata Trubus saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Menurut dia, ketimbang ditambah, jumlah kementerian yang ada saat ini justru sebaiknya dirampingkan.

“Harusnya menurut saya lebih baik dirampingkan, misalnya Kementerian Perdagangan itu dijadikan dengan Kementerian Perindustrian. Jadi itu harusnya dirampingkan,” ujarnya.

Ataupun, lanjut dia, merampingkan badan atau lembaga negara yang memiliki kewenangan sejenis di bawah satu induk kementerian.

“Ada kementerian lembaga-lembaga yang tidak produktif secara langsung kaitan dengan masyarakat itu dijadikan satu. Misalnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) itu digabungkan saja kan ada dua lembaga; Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN), kan sama itu, itu dijadikan satu,” katanya.

Hal tersebut, kata dia, sebagaimana yang dahulu pernah dilakukan pada penggabungan Badan Pertanahan Negara (BPN) dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) sehingga menjadi Kementerian ATR/BPN.

Interaktif Solopos

Dia pun mengingatkan apabila ada penambahan nomenklatur kementerian maka harus ada pula kementerian yang dilikuidasi, sebab jumlah kementerian lebih dari 34 akan menyebabkan pemborosan anggaran negara.

“Menurut saya terlalu banyak, jadi kalau pun mau nambah harus ada yang dilikuidasi. Jadi nanti jumlahnya sehingga enggak lebih dari 34. Kalau sampai 40 jadi kebanyakan, kegemukan, nanti pemborosan anggaran,” kata dia.

Sebelumnya, isu penambahan nomenklatur kementerian di Indonesia direspons sebagai suatu yang baik oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, di kompleks gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).

“Kalau memang ingin melibatkan banyak orang, menurut saya juga enggak ada masalah. Justru semakin banyak, semakin bagus kalau saya pribadi,” kata Habiburokhman.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara besar sehingga membutuhkan banyak tenaga dalam pemerintahan untuk bekerja.

“Kalau gemuk dalam konteks fisik seorang per orang itu kan tidak sehat, tapi dalam konteks negara jumlah yang banyak itu artinya besar. Negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target-target kita besar. Wajar kalau kita perlu mengumpulkan banyak orang, berkumpul dalam pemerintahan, sehingga jadi besar,” ujarnya.

Dia pun menepis penilaian pengembangan jumlah kementerian sebagai upaya untuk mengakomodasi kepentingan politik.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories