SOLOPOS.COM - Presiden BEM UNS Solo Zakky Musthofa Zuhad. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo yang vokal mengawal kasus kematian Gilang Endi Saputra dalam diklat Menwa, Minggu (24/10/2021) lalu, sempat mendapatkan teror dari orang tak dikenal.

Teror tersebut berupa telepon gelap yang diyakini lantaran sikap vokal mahasiswa tersebut dalam mendesak pengusutan kasus diklat Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalyon 905 Jagal Abilawa alias Menwa.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sejumlah figur penggerak aksi protes dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS maupun Aliansi Mahasiswa UNS sempat mendapatkan telepon dari orang yang tak dikenal. Teror tersebut muncul saat mahasiswa mulai menggelar aksi solidaritas untuk Gilang pada akhir Oktober 2021.

Baca Juga: Namanya Dijadikan Judul Lagu, Ratu Keroncong Waldjinah Menangis Haru

Salah satu orang yang mendapat telepon gelap adalah Ketua BEM UNS, Zakky Musthofa Zuhad. “Saya beberapa kali dikontak orang yang enggak ada identitasnya. Saat saya angkat [telepon], dia hanya tertawa keras. Setelah itu ditutup,” ujar Zakky saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (7/11/2021).

Intimidasi

Zakky mengatakan sejumlah mahasiswa lain yang vokal mengawal kasus dugaan kekerasan dalam diklat Menwa UNS Solo juga mendapatkan teror yang sama. Ia menilai perlakuan tersebut mengarah ke intimidasi meski tidak ada ancaman yang diberikan secara langsung.

“Telepon gelap selalu muncul sebelum dan sesudah ada aksi,” ujarnya. Meski demikian, Zakky menyebut teror berangsur reda seiring pengungkapan kasus kekerasan dalam Diklat Menwa oleh kepolisian. “Sekarang sudah enggak ada,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Siapkan Reka Ulang Kasus Dugaan Kekerasan Diklat Menwa UNS Solo

Zakky mendorong mahasiswa saling menjaga apabila teror maupun intimidasi kembali berlanjut. “Kita harus terus speak up dan mendukung yang lain melakukan hal sama agar suara kebenaran bisa lebih besar dari intimidasi,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum UNS itu.

Salah seorang pegiat Aliansi Mahasiswa UNS, M Nurul, dalam salah kesempatan wawancara dengan Solopos.com, mengakui ada upaya menakut-nakuti mahasiswa yang konsisten mengawal kasus Gilang. “Ada yang dapat chat dari orang aneh, orang tak dikenal,” ujarnya.

Sebagai informasi, mahasiswa mengusung tiga tuntutan utama dalam mengawal pengusutan kasus diklat maut yakni pengusutan kasus Gilang secara transparan, pertanggungjawaban secara hukum bagi pihak yang terlibat, serta pembubaran Menwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya