SOLOPOS.COM - Suasana audiensi penyandang disabilitas Gunungkidul dengan Dinas Sosial, Selasa (27/3/2018). (Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo)

Puluhan penyandang disabilitas Gunungkidul, mendatangi Dinas Sosial (Dinsos), Gunungkidul

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Puluhan penyandang disabilitas Gunungkidul, mendatangi Dinas Sosial (Dinsos), Gunungkidul, menuntut kejelasan Forum Komunikasi Disabilitas Gunungkidul (FKDG), dan juga pemberdayaan disabilitas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Komite Advokasi Penyandang Cacat Indonesi (Kapci), Gunungkidul, Untung Subagyo mengatakan selama 10 tahun kebelakang belum merasakan pemberdayaan untuk penyandang disabilitas.

“Sekitar 10 tahun belum ada pemberdayaan. FKDG tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Teman-teman ingin ada perubahan signifikan pada organisasi ini,” ujarnya disela pertemuan dengan Dinsos, Gunungkidul, Selasa (27/3/2018).

Dia mengatakan 13 organisasi yang dibawah FKDG merasa belum dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan belum adanya SK dari Bupati, sehingga terkait bantuan dana APBD, Untung mengatakan tidak pernah ada.

“Padahal organisasi yang orang normal saja dapat, harapannya ada pemberdayaan, dilibatkan dalam kelompok peternakan, perikanan, atau lain sebagainya. Saat ini mungkin hanya 10-20 difabel saja yang sejahtera padahal jumlahnya ribuan,” ujarnya.

Untung menilai para penyandang disabilitas tersebut mampu sebenarnya untuk dilibatkan dalam berbagai kegiatan atau pemberdayaan. Dia berharap setelah adanya audiensi penyandang disabilitas lebih diperhatikan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Selain itu juga kepengurusan FKDG diperbaiki lagi.

Menanggapi tuntutan itu, Kepala Dinsos, Gunungkidul, Siwi Iriyanti, mengatakan akan segera melakukan evaluasi pada kepengurusan FKDG.

“Pertama kali akan mengevaluasi, mengundang pengurus untuk klarifikasi, dan menyampaikan hal-hal yang seharusnya menjadi program mereka. Setelah mereka menjawab akan ada pertemuan dengan organisasi yang ada dibawah,” ujarnya.

Dia mengatakan saat ini mungkin pengurus belum menjalankan fungsinya secara maksimal. Tidak menginfokan ke anggota yang lain jika ada info.

Siwi menilai sebenarnya para penyandang cacat sudah eksis di Gunungkidul. “Sebenarnya penyandang disabilitas sudah eksis sudah dilibatkan di Musrenbang Kabupaten untuk menyuarakan apa yang jadi hak fasilitas publik.

Terkait pemberdayaan disabilitas sendiri dia mengatakan sebenarnya sudah ada. Siwi mencontohkan salah satunya dengan pelatihan service kursi roda. Namun keterbatasan anggaran menyebabkan tidak semua dapat diakomodir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya