SOLOPOS.COM - Penyintas Covid-19 berisiko alami penurunan fungsi kognitif. (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO–Tak hanya mengalami long Covid-19, para penyintas juga disebut berisiko alami penurunan fungsi otak. Beberapa studi mengungkapkan bahwa infeksi Covid-19  berpotensi menyebabkan timbulnya efek jangka panjang meski tubuh pasien telah dinyatakan negatif dari virus.

Kondisi yang patut dikhawatirkan adalah beberapa penyintas Covid-19 dilaporkan mengalami penurunan fungsi otak serta mengingat. Kondisi ini disebut dengan brain fog alias “kabut otak”.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Imperial College London mengadakan survei untuk memahami fungsi otak para penyintas Covid-19 dan bagaimana faktor-faktor seperti usia, konsumsi alkohol, serta pekerjaan dapat memengaruhinya. Survei tersebut dilaksanakan pada Januari 2020.

Ketika pandemi melanda, tim peneliti memutuskan untuk membandingkan fungsi otak pasien Covid-19 dan partisipan yang masih sehat. Oleh karena itu pada Mei 2020 pertanyaan survei diperbarui dan ditambah seputar pengalaman terinfeksi Covid-19.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sering Banjir Keringat di Malam Hari? Waspadai Kanker Darah

Hasilnya, dari 81.000 partisipan yang mengikuti survei sejak Januari hingga Desember 2020, sekitar 13.000 orang dilaporkan terinfeksi Covid-19 mulai dari yang bergejala ringan hingga parah. Setelah dikaji lebih lanjut, diketahui bahwa para penyintas Covid-19 menunjukkan hasil tes kecerdasan yang lebih buruk dibandingkan partisipan yang belum pernah terinfeksi.

Tes tersebut mengukur kemampuan peserta survei dalam pemecahan masalah, penalaran, serta perencanaan. Meski penurunan fungsi kognitif bisa terjadi pada penyintas Covid-19 ringan, ternyata gangguan tersebut lebih banyak ditemukan pada pasien yang mengalami infeksi berat.

Dalam sebuah studi di Journal of the Neurological Sciences, sebagian besar partisipan yang pernah dirawat di RS akibat Covid-19 mengalami gangguan kognitif yang cukup parah setelah sembuh. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan saat harus kembali bekerja dengan normal. Gangguan tersebut berlangsung setidaknya selama 6 bulan.

Lalu, bagaimana bisa penyakit ini juga memengaruhi fungsi otak penderitanya?

Ada 2 kemungkinan mengenai bagaimana infeksi Covid-19 bisa memicu penurunan kecerdasan dan fungsi otak, terutama pada para penyintas. Berikut ini kemungkinannya seperti dikutip dari hellosehat.com, Jumat (3/9/2021):

1. Memicu peradangan otak

Kemungkinan yang pertama adalah, infeksi virus SARS-CoV-2 berpotensi menyebabkan inflamasi atau peradangan pada otak.

Beberapa pasien Covid-19 dilaporkan menderita ensefalitis atau radang otak, yang menyebabkan gejala-gejala seperti kebingungan dan penglihatan ganda. Dalam kasus yang lebih serius, ensefalitis akibat Covid-19 juga bisa menyebabkan gangguan penglihatan, bicara, serta mendengar. Ini tentu berdampak pada kemampuan kognitif pasien.

Baca Juga: Tak Hanya Lezat, Ikan Patin Kaya Manfaat untuk Tubuh

Kendati demikian, belum diketahui secara pasti bagaimana infeksi Covid-19 bisa memicu peradangan pada otak. Muncul dugaan bahwa peradangan tersebut disebabkan oleh antibodi tubuh yang berbalik menyerang tubuh sendiri.  Antibodi dihasilkan tubuh ketika terkena infeksi, termasuk Covid-19. Jika antibodi terlalu aktif, ia akan menyerang sel-sel di dalam tubuh sendiri dan mengakibatkan inflamasi.

Nah, beberapa pasien Covid-19 memiliki antibodi di cairan serebrospinalnya. Cairan serebrospinal adalah cairan yang mengalir pada otak dan saraf tulang belakang.

Ada pula dugaan kuat bahwa infeksi Covid-19 memengaruhi kemampuan memecahkan masalah serta mengingat, serupa dengan gejala-gejala pasien penyakit Alzheimer. Hal tersebut diungkapkan lewat sebuah studi dari jurnal Nature. Studi tersebut meneliti jaringan otak pada 8 pasien yang meninggal karena Covid-19.

Hasilnya, terjadi inflamasi atau peradangan parah serta perubahan molekul pada korteks serebral, yaitu bagian otak yang berperan dalam pemecahan masalah dan daya ingat manusia.

2. Kekurangan oksigen berpengaruh pada otak

Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan otak yang terjadi dipicu oleh kekurangan oksigen akibat gangguan pernapasan serta kerusakan paru-paru ketika terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Awas! Wanita Lebih Berisiko Terkena Serangan Jantung Akibat Stres Pekerjaan

Turunnya kadar oksigen dalam tubuh atau hipoksia termasuk salah satu gejala berat Covid-19 yang umum terjadi. Infeksi yang parah mengakibatkan paru-paru tidak mampu menyebarkan oksigen ke dalam darah dengan baik. Padahal, oksigen diperlukan seluruh organ tubuh agar tetap berfungsi secara normal, termasuk otak.

Kurangnya asupan oksigen bisa memicu penurunan fungsi otak sehingga mungkin bisa berdampak pada tingkat kecerdasan penyintas Covid-19. Walaupun sudah ada banyak studi yang menunjukkan adanya pengaruh Covid-19 terhadap fungsi otak, masih belum diketahui secara jelas apa penyebab dan cara virus dalam merusak otak.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya