SOLOPOS.COM - Salah satu lahan bawang merah di Dusun Duwuran, Desa Parangtritis, Kretek yang terendam air hujan, Senin (20/3). Kondisi tersebut diakibatkan hujan yang terus mengguyur wilayah setempat sejak Sabtu (18/3/2017).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul untuk bawang merah terendam banjir

Harianjogja.com, BANTUL — Sejumlah petani bawang merah yang mengolah lahan di Dusun Duwuran, Desa Parangtritis mengaku pasrah. Paska-lahan yang mereka olah, terendam air setinggi 30-60 sentimeter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang petani bawang merah setempat, yakni Nukisam menuturkan, air yang merendam lahan mereka tersebut diakibatkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (18/3/2017). Padahal kondisi tanaman bawang merah baru saja ditanam pada 1 Maret 2017. Menurut dia, terendamnya lahan bawang merah ini kerap terjadi ketika musim hujan berlangsung.

Air tidak dapat mengalir keluar dari lahan, karena minimnya saluran irigasi yang ada. Di sana, hanya terdapat satu saluran besar, padahal idealnya dibutuhkan tiga saluran besar untuk mengantisipasi kejadian ini terulang terus-menerus. Pada masa-masa sebelumnya, air yang merendam lahan bisa lebih tinggi dari 60 sentimeter.

“Tidak banyak yang bisa dilakukan, selain menunggu air surut, bawang merah juga tinggal menunggu busuk saja, sudah tidak bisa diapa-apain lagi,” kata dia, Senin (20/3/2017).

Menurut warga Samiran ini, bawang merah yang sudah terendam tidak dapat terselamatkan lagi, sekalipun petani mencoba menggunakan beragam cara dan bantuan obat-obatan. Mereka memilih untuk menunggu masa tanam datang lagi, pada Juli. Akibat kejadian ini, Nukisam mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Petani bawang merah yang lainnya, Tukimin menyebutkan, memang tidak semua lahan terendam air hujan. Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan air  dari bukit-bukit di Desa Parangtritis mengalir deras, hingga drainase tak lagi mampu menampung, imbuh Tukimin, yang juga merupakan pengurus Kelompok Tani Ngudi Makmur ini.

Akibatnya, luapan air meluber ke areal persawahan,dan merendam tanaman tersebut. Bawang merah yang masih memerah berumur 15 hari tersebut mulai layu, sejumlah di antaranya bahkan sudah nampak membusuk.

Diperkirakan ada 15-20 hektare lahan terendam air hujan, dan dipastikan mengalami gagal panen.

“Nilai kerugian petani diperkirakan mencapai Rp200 juta. Saya sendiri merugi Rp25 juta, dari lahan seluas 4.000 meter persegi,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah kabupaten Bantul segera mencarikan solusi agar masalah ini tidak terulang di kemudian hari. Salah satunya dengan mengkaji fungsi drainaseTopografi Cekung

“Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Pulung Haryadi, menyebut dirinya baru menerima laporan satu hektare lahan bawang merah yang terendam air, di Kretek. Dan belum ada laporan serupa dari wilayah lain. Khusus untuk kawasan Kretek, ia menilai topografi wilayah di sana berbentuk legok/cekung. Sehingga menyebabkan daerah lahan bawang merah di sana menjadi langganan terendam air, bila musim hujan tiba.

Akibat bentuk topografi seperti itu, posisi air lahan berada lebih tinggi ketimbang saluran air yang ada, maka air dari lahan sulit untuk keluar, selanjutnya merendam lahan. Perlu teknologi khusus, apabila solusi yang diambil dengan cara memperbaiki sistem saluran air. Selain itu, pihaknya perlu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman Kumuh dan Perumahan bila akan mengambil cara tersebut.
Pulung menjelaskan, ada cara lain yang bisa diambil. Yakni petani menggunakan bawang merah varietas benih tahan air seperti tiron, yang merupakan benih bawang merah asli Bantul.

Hingga kini dinas belum memiliki catatan kerugian yang dialami para petani akibat kejadian ini. Bahkan dirinya membantah bawang merah akan mengalami gagal panen.

“Kalau air sudah kering masih mungkin hidup, belum tentu mati. Nanti kami akan melihat ke lapangan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya